“Seorang pemimpin baik, ketika orang hampir tidak mengetahui bahwa ia ada. Ketika pekerjaannya selesai, tujuannya terpenuhi, mereka semua berkata, “kita melakukannya bersama”.
Pemimpin bukan hanya sebuah gelar atau jabatan yang dinobatkan dari luar, melainkan sesuatu yang tumbuh dari dalam diri seseorang. jika seseorang telah tahu apa arti sebuah kehidupan, ketika karakter hidup telah kokoh, dan ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh pada lingkungannya, serta keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi seorang pemimpin.
Untuk menempuh keberhasilan menjadi pemimpin tidak bisa secara instant, banyak hal yang harus dipelajari dan dikerjakan, diantaranya yaitu :
•Tujuan yang jelas. Hal pertama dan yang paling urgen yang harus ada pada seorang pemimpin adalah visi dan misi jelas. Jika tidak ada visi dan misi maka hanya akan menjadi orang yang bekerja tanpa arah dan kejelasan, akan sangat mudah digoyangkan dan dihancurkan.
•Tawadhu. Kerendahan hati adalah sifat yang harus melekat pada jiwa seorang pemimpin. Karena seorang leader yang sering mengunggulkan diri, pada umumnya lebih sering jatuh.
•Dipercaya. Seorang pemimpin adalah sosok yang memiliki integritas yang tinggi dan penuh keberanian serta tidak mengenal putus asa dalam menggapai apa yang menjadi cita-citanya. jika anda dapat memegang teguh hal tersebut maka anda akan konsisten dalam melangkah dan mengambil keputusan, sehingga seseorang akan melihat anda sebagai sosok yang memiliki komitmen dan menimbulkan kepercayaan mereka untuk mengikuti anda.
•Inspirator. Dalam sebuah organisasi adanya seorang teladan sangat diharapkan untuk menjadi penyemangat dalam arah gerak organisasi tersebut. Peran ini adalah tanggung jawab seorang pemimpin, dimana ia harus bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawannya.
•Komunikator. Komunikasi adalah suatu hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan sosial kita, ketika kita ingin bersosialisasi dengan baik kepada orang lain, maka kita dituntut dapat berkomunikasi dengan baik pula. Baik atau buruknya komunikasi pemimpin terhadap rekan-rekannya dapat mempengaruhi kinerja dari rekan-rekannya. Ketika pemimpin memberi arahan dengan tegas, ramah dan penuh empatik kepada rekan-rekannya, akan sangat berbeda dampaknya ketika pemipin itu memberi arahan dengan kasar, tidak jelas dan marah-marah.
•Motivator. Dalam pencapaian visi dan misi akan banyak sekali rintangan dan halangan yang siap melemahkan bahkan menghancurkan. Dibutuhkan motivasi yang kuat untuk melewati itu semua. Seperti halnya iman, motivasi pun kadang naik dan turun, disinilah peran pemimpin dituntut untuk bisa memotivasi dirinya terlebih dahulu dan memotivasi kawan-kawannya kemudian.
•Mengambil keputusan yang tepat, Dalam mengambil keputusan yang tepat tentunya banyak yang harus kita perhatikan. Selain itu banyak juga masukan yang harus kita tampung. Untuk itu, hal yang pertama harus anda lakukan adalah, fokus terhadap permasalahannya dan mulailah berpikir jernih dan pikirkan risiko yang harus kita hadapi. Jangan sampai keputusan kita merugikan banyak pihak.
•Bertanggung Jawab, yaitu siap menerima kewajiban atau tugas. Arti tanggung jawab seharusnya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi,. maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Bertanggung jawab atas segala keputusan dan hasil yang dicapai adalah faktor penting menuju keberhasilan.
•Cerdas. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengolah informasi dan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Ini merupakan faktor penting dalam menuju keberhasilan.
•Terdepan dalam mengatasi setiap permasalahan Organisasi.
Gaya kepepimpinan pada era klasik menyatakan semakin tinggi jabatan seseorang akan semakin banyak waktu luang yang didapatkannya . Keadaan ini justru menyebabkannya akan semakin menjauh pula dari tanggung jawab secara penuh terhadap kelangsungan organisasi. Waktu luang yang didapat karena tugas-tugas manajerial telah dilimpahkan secara penuh kepada para manajer menengah dan manajer pelaksana.
Di Era sekarang, pandangan tersebut kurang bijaksana. Justru semakin tinggi jabatan seseorang akan semakin banyak pula beban tanggung jawab yang dipikulnya. Pemimpin seharusnya harus lebih tahu tentang keadaan organisasinya. Setiap permasalahan yang terjadi, pemimpin harus segera turun tangan untuk mengatasi sebelum permasalahan tersebut menjadi “bencana” bagi organisasi.
Pemimpin harus selalu berada di depan untuk menghadapi setiap ancaman dan tantangan organisasi. Ini tentunya sesuai pula dengan reward yang mereka terima, baik berupa finansial maupun penghargaan. Semakin tinggi jabatan seseorang tentunya akan semakin besar pula penghargaan yang mereka terima.
Jadi kesimpulannya, untuk menjadi pemimpin yang bijak kita harusnya selalu peka dan empaty terhadap setiap perubahan organisasi. Kita juga harus selalu turun tangan untuk menghadapi setiap persoalan yang terjadi, walaupun secara tidak langsung. Kalau kita bisa berbuat begini, dijamin organisasi kita akan tetap stabil dan terjamin keberadaannya.
Sumber : Elkhaat
Oleh : Ahmad Dahlan