Keputrian

Wanita Cantik Dalam Konteks Islam dan Barat

Berbicara tentang kecantikan
menurut kapitalistik Barat adalah sebuah industri. Peradaban Barat tidak
sungkan-sungkan membelanjakan milyaran dolar untuk mengejar kecantikan yang
ujung-ujungnya hanya kepalsuan dan kemunafikan.

Perempuan-perempuan Barat
selalu membanggakan
  konsep yang mereka
yakini, bahwa upaya mempercantik diri merupakan suatu pilihan. Artinya, seorang
wanita bebas menentukan citra dan penampilan mereka sesuai dengan keyakinannya
sendiri, kondisi semacam ini semakin jelas bahwa wanita-wanita Barat semakin
terobsesi dan termakan isu mengenai penampilan fisik mereka.

Adanya
tekanan-tekanan untuk memenuhi harapan-harapan tersebut mengakibatkan munculnya
kegelisahan dan ketakutan.

Kalau kita cermati jauh, masalah
yang timbul akibat perhatian wanita Barat yang berlebihan pada aspek kecantikan
dan penampilan pada saat mereka menilai dirinya sendiri, maka kita akan melihat
bahwa meskipun banyak yang menilai diri mereka dari segi kapasitas kecerdasan
dan kemampuannya, namun sesungguhnya diantara mereka ada yang merasa tidak
lengkap bila tidak mengukurnya dari sisi kecantikan dan penampilan menurut
standar yang ada di Masyarakat Barat. 

Berbeda dengan ajaran yang kita anut hal
tersebut telah diatur Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 33:
 

Dan janganlah kamu berhias seperti orang-orang  jahiliyah yang dahulu”. Dalam sunnah
Rasul-Nya pun di jelaskan:
Dunia dan segala isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita shalehah

Dari konteks tersebut dapat kita
pahami bahwa upaya mempercantik diri hanyalah MITOS, karena kecantikan yang
hakiki seorang wanita tidaklah dilihat dari kecantikan Dzahiriyahnya saja, tapi
dari kecantikan hati dan tutur kata yang lemah lebut. 

Orang Barat menentukan
standar “Wanita Cantik” menurut mereka adalah perempuan yang tinggi, ramping,
berkulit putih, berambut pirang, dan sensual. Berbeda dengan penilaian
ajaran
  agama kita (baca: Islam) yang
tidak pernah menentukan standar kriteria “Wanita Cantik” dan juga tidak
menentukan bagaimana penampilan seorang wanita agar nampak kecantikannya. 

Namun  demikian, Islam membahas konsep
tentang
  bagaimana seorang Muslimah harus
berpenampilan pada berbagai kesempatan, dan kepada siapa saja ia dapat
sepenuhnya menujukkan kecantikan tersebut.

Dalam satu hadist yang di
riwayatkan ‘Aisyah ra, Rasulullah saw berkata kepada Asma’ binti Abu Bakar
ketika memasuki rumah Rasulullah dengan memakai busana yang tipis: 

Wahai Asma’,
sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas untuk ditampakkan
dari tubuhnya kecuali ini dan ini- sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya

Kaum Muslimah, harus menyadari
sepenuhnya bahwa citra kecantikan yang selama ini diagung-agungkan oleh Barat
hanyalah MITOS, yang dimanfaatkan untuk mengalihkan pemikiran dari pernyataan-pernyataan
yang sangat penting dalam hidup ini, seperti apakah tujuan hidup yang hakiki
atau bagaimanakah mengatur kehidupan umat manusia dengan cara yang benar. 

Muslimah yang berfikir memahami secara pasti bahwa tujuan hidupnya adalah
mencari keridhaan Sang Pencipta, dan menyadari apa yang di hadapinya kelak di
akhirat syurga atau neraka jahannam, mereka bukan orang-orang yang terbuai
dengan mitos kecantikan dan terperosok dalam belenggu jati diri yang dangkal. 

Sebagai Muslimah sejati marilah kita menangkal Mitos-mitos Barat mengenai
perspektif kecantikan mereka karena kita yakin Wanita Muslimah adalah wanita
yang berfikir. Tapi mungkin menjadi renungan kita bersama kalau kita sendiri
dari kalangan Azhariyat yang justru terpesona oleh perspektif kecantikan tadi.

Sumber; Wawasan

Artikel Terkait