HeadlinesastraWawasan

Ingin Meliput Berita, eh… Malah Jadi Cerita.

Pagi kembali menyapa, mentari mulai mengumbar senyum dari sudut-sudut fajar. Saya menyambut senyuman itu sambil merapikan sisa-sisa mimpi dari tidur lelapku. Entah ini adalah seutas mimpi yang masih tersisa, tiba-tiba ada kabar dari punggawa bahwa beliau akan hadir di rangkaian acara ORMABA yang diadakan oleh PPMI Mesir, bertempat di Hadiqah Dauliah, Abbas Sa’ad, Kairo. Yah, ini adalah momen spesial yang hanya diadakan sekali setahun, rugi bagi saya untuk melewatkannya, sehingga aku-pun meminta kepada beliau untuk-ku, ikut hadir dalam acara tersebut sekaligus mengenang kembali masa-masa ORMABA tahun lalu.
Baru saja kabar itu menghampiriku, lalu ada seorang senior yang bekerja di salah satu media memberikan penawaran ketika saya hendak menuju ke hammam, untuk meliput kegiatan ORMABA tersebut, dan saya-pun menerimanya sebagai bahan pembelajaran.
Sepertinya episode mimpi malam itu masih berlanjut. Sekitar pukul 09:00 Clt. Pagi, saya, Pak Ketua dan senior tadi bergegas ke mahattah, lalu naik taksi menuju tempat acara tersebut. Sesampai di sana, kami pun sempatkan diri untuk berfoto-foto di hadiqah dengan anggota yang kita temui,  kemudian masuk ke aula dan seketika itu saya merasa sangat senang karena salah-satu yang menjadi MC di acara kali ini ternyata teman saya sendiri (salah seorang Akhwat berparas cantik yang  lagi trending topik berinisial D). Dan tentunya ini akan memudahkan bagi saya dalam meliput acara tersebut.
“Marilah kita buka acara pada hari ini dengan membaca Ummul Qur’an Surah Al Fatihah,” buka MC mengawali acara yang kemudian dilanjutkan dengan materi ke-KBRI-an oleh Ibu Lauti Nia Astri Suteja & Bpk. Dody Harendro sebagai narasumber yang dimoderatori oleh Ahmad Hujaj.
Kedua Narasumber ini memaparkan materinya dengan begitu gamblang dalam waktu yang singkat, berporos pada hubungan antara Indonesia dangan Mesir oleh perempuan yang biasa disapa Ibu Nia, selaku Atase Pendidikan KBRI Cairo.
“Secara umum, hubungan antara Indonesia dan Mesir dimulai pada tahun 1947. Diawali dengan hubungan politik, dimana Mesir-lah yanng pertama kali mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.” buka ibu Nia dan disusul dengan tepuk tangan para hadirin.
Masuk ke giliran pemateri ke-dua oleh Bpk. Dody Harendro selaku sekretaris kedua di KBRI Cairo. beliau memaparkan banyak hal, yang pada intinya memberikan kesadaran kepada mahasiswa(i) untuk selalu menjaga diri dengan cara melengkapkan berkas izin tinggal atau perpanjang visa.
Tak lama kemudian acara ke-KBRI-an usai setelah ditutup oleh narasumber dan berlanjut dengan penyampaian Presiden PPMI Abdul Gofur Mahmudin dan ketua WIHDAH Zakiyah Rahmah yang memaparkan banyak hal seputar program dan kebijakan yang akan diterapkan pada masa kepemimpinannya.
‘Back to Azhar- Back to Kampus & Back to Organisasi’ menjadi program unggulan presiden yang biasa disapa Bang Gobe itu. Kemudian beliau melanjutkan dengan melantik semua ketua DPD PPMI.
Acara berlanjut setelah MC memberikan kesempatan kepada Narasumber berikutnya, yaitu Ust. Aan Saefullah Lc. menyampaikan materinya yang berporos pada ke-Mesiran.
“Dalam Al-Qur’an, Kota Madinah disebutkan sebanyak 4x, dan Makkah dengan kata ‘Bakkah’ hanya disebutkan 1x, sedangkan Mesir disebutkan sebanyak 5x. Maka berbanggalah kita bahwa negeri yang kita tempati dan berdiri di permukaanya saat ini merupakan negeri yang paling banyak disebutkan dalam Al-Qur’an.”
“Bahkan jauh sebelum Peradaban Eropa ada, jauh sebelum berdirinya peradaban Amerika, Asia, dan Australia. Mesir-lah negeri yang paling pertama berdiri.” papar beliau yang biasa disapa Ust. Aef dengan nada menggebu-gebu, disambut dengan tepukan tangan para mahasiswa(i) yang hadir.
Seusai penyampaian dari Ust. Aef ini, maka diistirahatkan sejenak acara untuk melaksanakan shalat dhuhur dan makan siang, sayapun berdiri dan mendekati Si D tadi yang bertugas sebagai MC untuk memintakan nama lengkap para pemateri.
“Ma’lesh ini, boleh saya minta susunan acara ini ngga’?, soalnya saya lagi butuh nama lengkap dari pemateri untuk pemberitaan di media kami” tanyaku pada Si D (dengan senyum tipis mengawali percakapan).
“Ooooo iyaa boleh!! Nanti insyaAlloh saya berikan… bagaimana?” jawabnya polos.
“Okelah kalau begitu, saya ke belakang dulu yahhh….” balasku sambil berlalu.
Saya pun ke Bazar yang ada, mencicipi hidangan. Secara tidak sengaja bertemu langsung dengan Bpk. Ketua DPD PPMI Mansurah, Ridha Abdul Hayyi
Wawancara dadakan dimulai.
”Apa kesan dan pesan kanda tentang ORMABA ini??,” tanyaku menyelidik
“Tentu ini sangat luar biasaORMABA dirangkaikan dengan acara pelantikan, karena tahun-tahun sebelumnya ORMABA tidak pernah dirangkaikan seperti ini. Melihat sekarang sudah dekat dengan Id Adha, otomatis pelantikan setelah Id Adha itu kan kelamaan. Jadi Akhirnya kita semua sepakat untuk berkumpul di sini.” buka beliau mengawali jawaban dari pertanyaan yang saya lontarkan.
“Dirangkaikan dengan pelantikan ini sekaligus memperkenalkan kepada MABA (dan CAMABA) bahwa PPMI juga mempunyai cabang di daerah seperti Mansurah, Tafahnah, Tonto dan Zagazik.” tutup beliau sambil menanyakan amplop dengan nada bercanda sambil mencicipi hidangan yang telah disediakan di bazar.
Mengingat data dari nama-nama pemateri belum saya temukan, bergegaslah saya ke ruangan panitia acara untuk bertemu dengan Si D lagi.
“Bagaimana ini… Sudah bisa nggak saya ambil susunan acaranya?” ucapku memastikan.
“Ooo iya silakan… Ini ambil aja.” Si D memberiku lembaran kertas tersebut.
“Oooo… Iya syukran yaaa….” pungkasku 
“Sama-sama.” balasnya dengan senyum tipis mengakhiri percakapan kami.
Jika pelangi hadir menggenggam keindahan di sudut-sudut rintikan hujan, maka senyuman kebahagiaan mampir di sudut-sudut tugasku dalam peliputan pertama ini. Setelah data dan informasi yang saya butuh sudah terkumpul semua, kami bertiga ditambah dengan ketua DP Mansurah kembali ke rumah.
Sesampai di rumah, saya istirahatkan sejenak mataku  di atas kasur andalanku dan bangun kembali untuk menyusun report. Namun mungkin karena keindahan episode mimpi tersebut yang awalnya ingin dijadikan sebagai berita langsung, berubah-lah menjadi satu cerita pengalaman saat meliput.
Inilah ceritaku, mana ceritamu…?


Editor : Mujiburrahman

Redaktur : Muh. Fatih Al-Haq

Artikel Terkait