Kegiatan

Setelah Pembukaan Daurah Tajwid, Kamis – Doktor Muhammad Ridwan Abu al-Majid Memulai Muhadarah Pertama


e-Wawasan News –
Bila laut indah, itu karena terumbu karangnya. Sumber panorama segala jenis biotanya. Maka al-Qur’an akan jauh lebih berkarisma dengan Ilmu Tajwid. Dari itu, Departemen Pendidikan KKS yang diketuai oleh Ahmad Muabid membentuk panitia dan akhirnya berhasil meng-goalkan kegiatan yang penuh berkah ini, Insya Allah. 


Memang pengaplikasiannya terdengar sederhana, ‘hanya’ bermain lewat rahang. Tapi tetap akan terasa sulit tanpa ada yang membimbing dan pembiasaan.

”Untuk memenuhi permintaan Allah Swt., yang berbunyi Warattilil Qur’aana Tartiilaa, tentunya kita perlu melatih rahang agar terbiasa.” Selaku ketua panitia Daurah Tajwid, Muhammad Yusuf mulai membakar semangat hadirin saat sambutan.

Tak perlu berlama-lama setelah salat Isya bersama, acara Pembukaan Daurah-pun dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.40 Clt. Al-Ustadz al-Duktur Muhammad Ridwan Abu al-Majid (saat ini mengambil program S3 di Universitas Al-Qur’an Tanta) yang dijadwalkan hadir memberikan muhadarah pertama, mendadak tak bisa hadir karena ada hajat yang tak bisa diabaikan di Tanta. Namun acara tetap berlanjut penuh gairah, haus akan ilmu.

Daurah Tajwid ini akan diadakan empat kali  pertemuan setiap Kamis dan Ahad, yaitu 25/28 February dan tanggal 3/6 di bulan Maret. Dan Duktur Muhammad Ridwan akan memulai Muhadarah pertamanya pada hari Kamis ini (2/25). Tentunya semua atas izin Allah Swt.

Setelah usainya tahapan muhadara yang sudah terjadwal, Akan ada penyerahan Sanad di akhir pertemuan. Dengan Matan Jumzury, terhitung ada 61 bait yang akan menjadi ‘santapan wajib’ peserta.

Bait-bait ini terangkum dalam kitab ‘Tuhfatul Athfaal Wal Ghilmaan’. Al-Jumzury sendiri merupakan kampung halaman ayah sang pengarang yang lahir di Jumzur sekitar 4 mil dari Tanta, Mesir. Namun laqab tersebut justru melekat pada Sulaiman. Beliau bernama Sulaiman bin Husain bin Muhammad bin Syalaby al-Jumzury, dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awwal 1160 H di Tanta. Al-Jumzury mempunyai banyak guru Tajwid dan Qira’aat, salah satunya adalah al-Allamah Nuuruddin Ali bin Umar bin Ahmad al-Meihy.

Syekh Al-Jumzury tidak diketahui tanggal wafatnya, namun beliau masih hidup pada tahun 1213 H.

Acara ini diikuti sekurang-kurangnya oleh 8 kekeluargaan, diantaranya KSW, KMNTB, KKS, GAMAJATIM, KPMJB, KPJ, KMB, dan KMKM. Acara ini dimaksudkan untuk menambah ranah juang kelak saat kembali ke tanah air tercinta.

Artikel Terkait