Bedah Tesis yang bertajuk “Pengaruh Tasawwuf Syekh Abdussamad Palembang di Asia Tenggara” sukses
terselenggara atas kerjasama EL MONTADA, KKS Mesir, dan IADI Mesir, pada Senin
(15/2) lalu. Bedah Tesis berlangsung khidmat dengan pemaparan dari pemateri, yaitu
Andi Muhammad Ridwan Tahir, MA dan DR. Muhammad Yunus Masrukhin, yang dimoderatori
oleh Faiz Husain, Lc. Dipl.
Di bawah ini video berisi lima part yang menayangkan langsung suasana Bedah Tesis, dimana sangat memberikan kesadaran kepada kita akan pemahaman tasawwuf yang sesungguhnya, melalui pemaparan yang bersifat ilmiah.
Pada awal acara, Mahkamah
Mahdi, MA salah seorang presidium EL MONTADA menyampaikan klarifikasi terkait diadakannya
Bedah Tesis tersebut, “kita
mengharap presentasi pembicara nanti dapat memberikan ma’lumat yang
akurat, jelas dan terarah dari isi tesisnya, sebab pada saat munaqasyah
terdapat ‘sedikit’ ketidaksesuaian dari munaqisy, yang mana spesifikasi
keilmuaannya lebih menjurus ke Filsafat, sedangkan tesis ini memuat sisi keilmuan
Tasawwuf,” papar penasehat KKS itu ketika memberi sambutan.
Mahdi, MA salah seorang presidium EL MONTADA menyampaikan klarifikasi terkait diadakannya
Bedah Tesis tersebut, “kita
mengharap presentasi pembicara nanti dapat memberikan ma’lumat yang
akurat, jelas dan terarah dari isi tesisnya, sebab pada saat munaqasyah
terdapat ‘sedikit’ ketidaksesuaian dari munaqisy, yang mana spesifikasi
keilmuaannya lebih menjurus ke Filsafat, sedangkan tesis ini memuat sisi keilmuan
Tasawwuf,” papar penasehat KKS itu ketika memberi sambutan.
Pada kesempatan itu pula, Punggawa KKS Mesir, Muhammad
Irsyad Bambang menyatakan kebahagiaannya di hadapan partisipan yang sempat
hadir.
Irsyad Bambang menyatakan kebahagiaannya di hadapan partisipan yang sempat
hadir.
“Saya menyambut hangat acara ini, dan merasa lega akhirnya dapat
terlaksana sesuai jadwal meski persiapannya hanya dua hari. Tapi
itu tidak menjadi kendala untuk menyukseskan Bedah Tesis Kakanda Andi Ridwan.
Dan semoga Bedah Tesis ini dapat memotivasi adik-adik mahasiswa yang masih
menempuh s.1, agar lebih giat belajar dan bisa meraih kesuksesan seperti yang
telah dicapai oleh senior-senior KKS.”
terlaksana sesuai jadwal meski persiapannya hanya dua hari. Tapi
itu tidak menjadi kendala untuk menyukseskan Bedah Tesis Kakanda Andi Ridwan.
Dan semoga Bedah Tesis ini dapat memotivasi adik-adik mahasiswa yang masih
menempuh s.1, agar lebih giat belajar dan bisa meraih kesuksesan seperti yang
telah dicapai oleh senior-senior KKS.”
Mengawali
pembicaraannya, Andi Ridwan, sapaan akrab pria kelahiran Polewali-Mamasa 1982
silam itu berterima kasih kepada pihak pelaksana Bedah Tesis yang telah
bersedia untuk membedah tesisnya, “saya sangat berterima kasih kepada pihak EL
MONTADA, KKS, dan IADI atas antusiasmenya dalam mengadakan bedah terhadap
risalah saya ini.”
pembicaraannya, Andi Ridwan, sapaan akrab pria kelahiran Polewali-Mamasa 1982
silam itu berterima kasih kepada pihak pelaksana Bedah Tesis yang telah
bersedia untuk membedah tesisnya, “saya sangat berterima kasih kepada pihak EL
MONTADA, KKS, dan IADI atas antusiasmenya dalam mengadakan bedah terhadap
risalah saya ini.”
“Syekh Abdussamad
Palembang adalah ulama sufi kenamaan Nusantara (Asia Tenggara sekarang).
Kemasyhurannya pun tidak terlepas dari tiga negara besar Asia Tenggara yang
menjadi bagian perjalanan hidupnya, yaitu Sumatera di Indonesia, Malaysia, dan
Patani di bagian Selatan Thailand,” jelasnya melanjutkan materi Bedah Tesis.
Palembang adalah ulama sufi kenamaan Nusantara (Asia Tenggara sekarang).
Kemasyhurannya pun tidak terlepas dari tiga negara besar Asia Tenggara yang
menjadi bagian perjalanan hidupnya, yaitu Sumatera di Indonesia, Malaysia, dan
Patani di bagian Selatan Thailand,” jelasnya melanjutkan materi Bedah Tesis.
Lebih jauh Pemred
Terobosan 2002-2003 itu mengutarakan inti tesis yang ia rampungkan tahun lalu,
dan memperoleh nilai mumtaz (cumlaude) saat sidang tesis pada Sabtu
(12/12) 2015. “Pokok dari tesis saya ini adalah pandangan sufistik Syekh
Abdussamad Palembang, dan keterkaitannya dengan jalan pemikiran sufi Imam Al
Ghazali dan Syekh Ibnu Arabi.”
Terobosan 2002-2003 itu mengutarakan inti tesis yang ia rampungkan tahun lalu,
dan memperoleh nilai mumtaz (cumlaude) saat sidang tesis pada Sabtu
(12/12) 2015. “Pokok dari tesis saya ini adalah pandangan sufistik Syekh
Abdussamad Palembang, dan keterkaitannya dengan jalan pemikiran sufi Imam Al
Ghazali dan Syekh Ibnu Arabi.”
Pandangan Tasawwuf Syekh
Abdussamad pernah besar di Nusantara, karena menengahi persinggungan di antara
paham Tasawwuf Sunni dan Tasawwuf Falsafi yang tersebar dimasyarakat luas,
khususnya di Nusantara kala itu. “Konsep
Tasawwuf
Syekh Abdussamad memadukan paham sufisme Al Ghazali dan Ibnu Arabi. Dan salah
satu tujuannya ialah untuk meluruskan sebagian pandangan penganut wihdatul
wujud yang telah melenceng dan salah memahami ajaran yang sebenarnya
sepeninggal mursyid-mursyidnya, utamanya di Tanah Melayu.”
Abdussamad pernah besar di Nusantara, karena menengahi persinggungan di antara
paham Tasawwuf Sunni dan Tasawwuf Falsafi yang tersebar dimasyarakat luas,
khususnya di Nusantara kala itu. “Konsep
Tasawwuf
Syekh Abdussamad memadukan paham sufisme Al Ghazali dan Ibnu Arabi. Dan salah
satu tujuannya ialah untuk meluruskan sebagian pandangan penganut wihdatul
wujud yang telah melenceng dan salah memahami ajaran yang sebenarnya
sepeninggal mursyid-mursyidnya, utamanya di Tanah Melayu.”
Menanggapi tesis
yang memuat perjalanan dan pemikiran tasawwuf Syekh Abdussamad yang berskisar
800 halaman itu, Yunus Masrukhin memberikan apresiasi kepada pembicara,
“menurut saya, tesis
ini merupakan tesis yang sangat penting, bukan saja bagi kita tapi juga bagi
pengetahuan Islam secara umum, terutama pengambilan pandangan sufistik ke
bidang akademik. Karena selama ini, ajaran Syekh Abdussamad al Palembani dipahami
bukan sebagai sebuah pengetahuan akademik, atau pengetahuan yang bersifat
ilmiah akan tetapi dipahamai sebagai praktek keagamaan atau praktek kesalehan.”
yang memuat perjalanan dan pemikiran tasawwuf Syekh Abdussamad yang berskisar
800 halaman itu, Yunus Masrukhin memberikan apresiasi kepada pembicara,
“menurut saya, tesis
ini merupakan tesis yang sangat penting, bukan saja bagi kita tapi juga bagi
pengetahuan Islam secara umum, terutama pengambilan pandangan sufistik ke
bidang akademik. Karena selama ini, ajaran Syekh Abdussamad al Palembani dipahami
bukan sebagai sebuah pengetahuan akademik, atau pengetahuan yang bersifat
ilmiah akan tetapi dipahamai sebagai praktek keagamaan atau praktek kesalehan.”
“Oleh karena itu, saya mengharapkan
buku (tesis) ini menjadi bacaan wajib bagi teman-teman akademisi di Indonesia, kepada
teman-teman Nusantara, dan hal itu merupakan suatu yang harus diusahakan. Makanya
saya membujuk beliau (pembicara) untuk memasukkan bukunya di dalam penerbit,
agar bisa dicetak sehingga mudah dibaca oleh khalayak umum,” tegas Doktor
kelahiran Pati 1980 silam itu.
buku (tesis) ini menjadi bacaan wajib bagi teman-teman akademisi di Indonesia, kepada
teman-teman Nusantara, dan hal itu merupakan suatu yang harus diusahakan. Makanya
saya membujuk beliau (pembicara) untuk memasukkan bukunya di dalam penerbit,
agar bisa dicetak sehingga mudah dibaca oleh khalayak umum,” tegas Doktor
kelahiran Pati 1980 silam itu.
Usai pemaparan dari
pembicara dan pembedah, acara beralih ke sesi tanya jawab. Dan berlanjut pada acara door
prize yang menyuguhkan hadiah menarik dari pihak pelaksana. Kemudian
diakhiri bincang-bincang santai sambil menyantap hidangan makan malam dengan
nuansa penuh keakraban dan kekeluargaan.
pembicara dan pembedah, acara beralih ke sesi tanya jawab. Dan berlanjut pada acara door
prize yang menyuguhkan hadiah menarik dari pihak pelaksana. Kemudian
diakhiri bincang-bincang santai sambil menyantap hidangan makan malam dengan
nuansa penuh keakraban dan kekeluargaan.