Masisir

Enam Poin Terkait Keputusan Pemusatan Talaki di Al-Azhar

 

Wawasan, Kairo-
Beberapa hari belakangan, pelajar al-Azhar terkhusus pelajar asing dari ratusan
lebih  negara dikejutkan dengan keputusan (qarar) Grand Syekh
al-Azhar Syekh Ahmad Thayyib. Salah satu keputusan yang paling menyorot
perhatian para pelajar adalah mengenai arahan dari Grand Syekh untuk
memaksimalkan kegiatan keilmuan di kampus dan serambi- serambi di Masjid
al-Azhar (Arwiqah). Setelah keputusan ini tersebar melalui media sosial,
para pelajar berusaha mencari penjelasan mengenai keputusan tersebut. Mereka
ingin memastikan dan memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Parlemen Mahasiswa Asing al-Azhar (Barlamân ath-Thullâb al-Wâfidîn fî al-Azhar)
mengambil langkah inisiatif, yaitu dengan mengadakan seminar pendidikan (Nadwah
Tatsqîfiyyah
). Seminar ini dilaksanakan di Aula Madinah al-Bu’uts
al-Islamiyyah,
Darrasah, Kairo, pada hari Ahad (03/03/2019). Seminar ini
sekaligus merupakan konferensi pers terkait keputusan Grand Syekh al-Azhar
terkait pemusatan talaki. Hadir dalam seminar ini ketua parlemen pelajar asing
al-Azhar Usman Muhammad al-Afghaani dan penasehat Grand Syekh urusan pelajar
asing Ustadz Abdur Rahman Musa.
Usman Muhammad
al-Afghaani menjelaskan sebab penting dilaksanakannya seminar ini. “Di antara
hal-hal besar yang kami dapati adalah mengenai pelajar al-Azhar laki-laki
ataupun perempuan yang belajar di luar kampus atau masjid al-Azhar. In syaa
Allah, Ustadz Abdur Rahman Musa akan menjelaskan hal ini kepada kita.”
Terangnya saat mengawali seminar.
Di awal
kesempatan, Ustadz Abdur Rahman Musa mengingatkan kembali para hadirin 
mengenai arti penting al-Azhar al-Syarif, “Kami ingatkan kembali, bahwa
al-Azhar al-Syarif adalah kiblat keilmuan umat Islam. al-Azhar al-Syarif sangat
ingin memenuhi kebutuhan anak-anaknya (para pelajar), baik dari pelaksanaan
majelis-majelis keilmuan atau manhaj yang sesuai. Kami tidak ingin ada pelajar
al-Azhar yang terjerumus dalam pemikiran yang tidak sesuai dengan pemikiran
al-Azhar, atau berjalan pada jalan yang tidak ditempuh oleh al-Azhar
al-Syarif.” Kata Ustadz Abdur Rahman Musa.
Beberapa poin
penting yang disampaikan oleh Ustadz Abdur Rahman Musa dalam Seminar yang
berlangsung di gedung Kubro terkait keputusan al-Azhar memusatkan tempat
belajar mahasiswanya sebagai berikut:
1.     Bagi pelajar yang ingin menambah pengetahuan dan
wawasan dalam suatu ilmu, ingatlah bahwa kita punya al-Azhar. Kita punya
universitas, kita punya serambi-serambi (Arwaq) di Masjid
al-Azhar. Khususnya mengenai serambi ini, Grand Syekh sangat memperhatikannya.
Pengembangan serambi al-Azhar telah selesai, yang mana di dalamnya
terdapat ulama-ulama senior al-Azhar yang mendidik para pelajar. Itulah yang
kami ingin dari mahasiswa, duduk belajar di hadapan ulama di serambi al-Azhar.  
2.     Kami tidak menerima jika ada pelajar al-Azhar yang
ikut ke tempat-tempat belajar yang tidak sesuai dengan manhaj al-Azhar.
3.     Ketika negeri anda mengirim mahasiswanya ke sini,
ingatlah bahwa mahasiswa diharapkan untuk belajar dengan baik. Mahasiswa harus
mengeluarkan lebih dari kemampuan yang mahasiswa bisa.
4.     Pelajar dari tingkat apapun, laki-laki atau perempuan,
jika memperoleh nilai keseluruhan jayyid jiddan dan mumtaaz, maka
dia bisa mengajukan permohonan minhah (beasiswa).
5.       Untuk menaikkan tingkatan keilmuan mahasiswa, kami
berharap agar mahasiswa tidak ke luar dari al-Azhar.
6.     Mahasiswa harus mematuhi peraturan-peraturan atau
undang-undang yang berlaku di Mesir. Kita sama-sama mengetahui bagaimana
keadaan Mesir saat ini.
Ketika sesi
pertanyaan, para pelajar dari berbagai negara mengajukan pertanyaan seputar
beasiswa, izin tinggal, permohonan pengadaan serambi khusus majelis
salawatan dan tasawuf, dan lain sebagainya. Salah satu pertanyaan yang diajukan
adalah bagaimana jika ada pelajar yang ikut di suatu majelis di luar al-Azhar,
akan tetapi majelis itu sesuai dengan manhaj al-Azhar?
“Saya kira
perkataan kami jelas. Berkaitan dengan pengajar atau tema yang dibahas dalam
majelis itu, siapa yang menjamin? Al-Azhar ingin memusatkan pendidikan di
serambi. Yang mengajar juga orang yang sama. Dan majelis di serambi
al-Azhar  kami jamin. Mengapa mahasiswa tidak pergi ke serambi al-Azhar?
Kami berusaha memenuhi kebutuhan mahasiswa yang berkaitan dengan pendidikan,
baik di universitas atau masjid. Kami ingin mahasiswa belajar di bawah semua
lembaga al-Azhar. Mahasiswa adalah pelajar al-Azhar, mahasiswa harus mematuhi
dan menjalankan apa yang diminta dari mahasiswa.” Kata Ustadz Abdur Rahman Musa
menjawab pertanyaan salah satu pelajar. Dengan adanya keputusan ini, maka
pelajar al-Azhar akan diarahkan ke lembaga pendidikan di bawah naungan
al-Azhar, khususnya akan dipusatkan di serambi dan universitas al-Azhar. (Nural
Muhyida/Muhammad Fadly Syah)

Artikel Terkait