KegiatanMasisirWarta

Persiapan Panitia Gabungan KKS dan HMM-SU Dalam Menyukseskan Dauroh Qur’aniyyah

Wawasan, Kairo— Dauroh Qur’aniyyah sukses digelar pada Sabtu (3/8) kemarin. Acara yang bertujuan mengeratkan tali silaturahmi di kalangan masisir secara umumnya, dan terkhusus antara KKS dan HMM-SU itu melibatkan Dr. Muhammad Dusuqi Kahilah, seorang dosen al-Azhar fakultas Al-Qur’an di Tanta sebagai pemateri. Dauroh ini adalah hasil kesepakatan dan kerja sama antara dua kekeluargaan; KKS dan HMM-SU.
Dalam mencapai sebuah kesuksesan, tentunya tak luput dari perjuangan dan rintangan yang menghadang. Begitu juga yang dirasakan oleh para panitia gabungan yang dibentuk dari kekeluargaan KKS dan HMM-SU untuk menyukseskan acara ini. Ada beberapa kendala selama persiapan hingga terhelatnya acara ini. Menurut pemaparan oleh ketua panitia sendiri, Muhammad Ihsanul Arifin dari kekeluargaan HMM-SU, kendala yang menghadang mereka itu di antaranya dalam mengundang pemateri untuk bisa hadir mengisi kegiatan tersebut.
“Karena yang kita undang adalah orang besar, dan bukan dari kalangan Indonesia, melainkan dari orang Mesir sendiri. Kemudian beliau ini adalah dosen fakultas Al-Qur’an yang berada di Tanta. Jadi mengundangnya agak sulit, karena harus menyesuaikan waktu beliau juga,” ungkap Ihsanul, ketua panitia.
Selain itu, salah seorang panitia dari kekeluargaan KKS, Muhammad Alim Nur, menambahkan bahwasanya salah satu rintangan yang dihadapi panitia adalah kurangnya respon dari pihak masisir maupun peserta itu sendiri terkait pelaksanaan kegiatan ini. Awalnya, acara ini hanya dikhususkan untuk anggota KKS dan HMM-SU saja. Karena jangka waktu pendaftarannya hanya seminggu, sebab untuk menyesuaikan dengan jadwal pemateri, maka pendaftar yang masuk juga hanya sekitar 60 orang. Oleh karena itu, panitia memutuskan bahwa kegiatan ini dibuka untuk umum.
Azrial Afithar Hasibuan, selaku Sultan dari kekeluargaan HMM-SU menambahkan terkait sebab berubahnya keputusan dari acara khusus menjadi kegiatan untuk umum.
“Kegiatan ini ‘kan suatu persiapan untuk seluruh masyarakat Indonesia, seperti itu ‘kan? Jadi kemarin itu kita berpikir lagi, kayaknya sangat disayangkan kalau hanya kita buka untuk KKS dan HMM-SU saja. Alangkah baiknya kita buka juga untuk masisir yang mau mempersiapkan dirinya atau menggodok dirinya untuk persiapan ketika balik ke indonesia, oleh karena itu, mari sama-sama kita ikuti acara ini.”
Adapun untuk peserta yang mendaftar, menurut data yang kami dapatkan dari ketua panitia, itu dikenakan biaya pendaftaran sebesar 70 LE per orang. Azrial merincikan perihal biaya 70 LE ini digunakan dalam hal apa, “Kalau untuk peserta sendiri kan, itu ada biaya pendaftaran sebesar 70 LE, 60 LE untuk buku dan ijazah. Jadi nanti di akhir ada ijazahan dari syekhnya langsung, yang ditulis dengan khot. Kemudian 10 LE-nya lagi untuk konsumsi para peserta.”
Hingga akhir kegiatan pada hari Sabtu (3/8) kemarin, acaranya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Dalam hal ini Punggawa KKS, Misbahuddin Abdul Wahab, berpesan kepada seluruh masisir, khususnya peserta yang ikut Dauroh Qur’aniyyah, “Jangan pernah patah semangat untuk memperdalam ilmu Al-Qur’an, dan juga lebih semangat untuk mengikuti talaqqi.” (Defri & Shabur)

Artikel Terkait