Uncategorized

KKS Peringati Maulid Nabi SAW dengan Konsep Indonesia Timur

Syekh Ayyub al-Azhary menjelaskan hikmah maulid Nabi Saw. (Gambar oleh: Alif)

Wawasan, Kairo- Pada bulan Rabiul Awal tarikh Hijriah, umat Islam di belahan timur dan barat memperingati maulid Nabi Muhammad Saw.  Pelaksanaan maulid di setiap daerah tidak lepas dari tradisi dan budaya masing-masing. Seperti pelaksanaan maulid di Baruga KKS yang dilaksanakan oleh DP KKS bekerjasama  dengan almamater IADI, HIKMAT, IKAKAS, FK-Baiquni, dan IKA Al-Ikhlas pada Senin (25/11).

Lebih dari 150 warga KKS memadati aula Baruga Sulawesi. Beberapa penasehat KKS juga hadir dalam kesempatan ini, yaitu Ustaz Bahtiar Nawir, Madam Nawal Mahmud, Ustaz Ali Hanafi, dan Ustaz Ismail Nur yang merupakan kepala sekolah baru di Sekolah Indonesia Cairo (SIC).

Dalam peringatan maulid ini, panitia pelaksana menggunakan konsep sebagaimana peringatan maulid di Indonesia Timur, ditandai dengan adanya hiasan telur atau male. Adapun hikmah maulid disampaikan oleh Syekh Ayyub al-Azhari al-Jazairi dan juga menjelaskan beberapa hadis dalam kitab al-Syamail al-Muhammadiyah, salah satu kitab hadis yang berisi tentang perjalanan hidup Rasulullah Saw.

“Kitab ini disusun oleh Imam Abu Isa al-Tirmidzi dan merupakan mawahib ilahiyyah (anugerah tuhan) kepada Beliau rahimahullah”. Kata Syekh Ayyub sebelum memulai penjelasan kitab.

Syekh Ayyub menjelaskan makna kata-kata yang asing dan menjelaskan kandungan hadis secara ringkas. Begitu banyak faidah dari penjelasan Syekh, di antaranya ketika beliau mengomentari hadis dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anh, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka dia benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku”.

“Ada begitu banyak hadis yang semakna dengan ini, di antaranya Siapa yang melihatku dalam mimpi, maka dia akan melihatku dalam keadaan sadar. Sesungguhnya setan tidak bisa menyerupaiku”. Ucap Syekh Ayyub.

Para hadirin dengan antusias menyimak hikmah maulid yang disampaikan. (Gambar oleh: Alif)

Sebelum menutup kalamnya, Syekh Ayyub menegaskan bahwa maulid yang dilaksanakan oleh umat Islam setiap tahunnya juga telah dilaksanakan oleh ulama-ulama besar.

“Imam al-Syuthi, Imam Ibnu Hajar al-Atsqallani, dan banyak ulama lainnya, mereka Radhiyallahu ‘anhum memperingati maulid. Lalu sekarang, ada orang yang belajar dalam waktu sebulan, kemudian datang mengatakan tidak, ini bid’ah, ini sesat. Menjauhlah dari orang-orang seperti ini. Lihatlah dari mana kalian mengambil ilmu, ambillah ilmu dari al-Azhar al-Syarif selama kalian di Mesir”. Tegas Syekh Ayyub sebelum beberapa saat menutup kalam. (Muhammad Fadly Syah)

Artikel Terkait