Syekh ‘Athiyyah Lasyin (sumber: akhbarelyom.com) |
Khutbah Pertama
Khutbah kita pada hari ini berkisar tentang syukur terhadap nikmat Allah Swt. atas kembalinya purnama (orang-orang mukmin) untuk mengisi rumah-rumah Allah. Khutbah ini memuat beberapa risalah.
Risalah pertama, Sesungguhnya Allah Swt. dalam al-Quran menyifati diri-Nya dengan al-Syakir dan juga al-Syakur. Mengenai al-Syakir, Allah Swt. berfirman:
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِاَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا ۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ (البقرة : 158)
“Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.“ (QS. al-Baqarah: 158)
مَّا يَفْعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا (النساء : 147)
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.“ (QS. al-Nisa: 147)
Adapun mengenai al-Syakur, Allah Swt. berfirman:
لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ (فاطر : ۳۰)
“Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.“ (QS. Fatir: 30)
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌ ۙ (فاطر : ۳4)
“Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukur“.(QS. Fatir: 34)
وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نزدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ (الشورى : 23)
“Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan padkebaikannya itu.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. al-Syura: 23)
اِنْ تُقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ شَكُوْرٌ حَلِيْمٌ ۙ(التغابن : ۱۷)
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun.“ (QS. al-Tagabun: 17)
Makna yang dimaksudkan adalah siapa yang hidup dan senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas nikmat-Nya, maka dia disifati dengan salah satu sifat Allah.
Risalah Kedua, Allah Swt. memuji banyak hamba-Nya dengan sifat syukur. Allah Swt. berfirman mengenai Nabi Nuh As.:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍ ۗ اِنَّهٗ كَانَ عَبْدًا شَكُوْرًا (الإسراء : 3)
“(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur”. (QS. al-Isra: 3)
Dan juga Allah berfirman mengenai Nabi Ibrahim As.:
اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَانِتًا لِّلّٰهِ حَنِيْفًا ۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۙ (النحل : ۱۲۰)
“Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah), (QS. an-Nahl: 120)
Allah Swt. berfirman mengenai Nabi Sulaiman As.:
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَعَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي
بَادِكَالصَّالِحِينَ (النمل: ۱٩)
“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo`a: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. Al-Naml: 19)
Allah Swt. juga berfirman mengenai Keluarga Nabi Daud As.:
اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ (سبأ : ۱۳)
“Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. (QS. Saba’: 13)
Makna yang diperoleh dari risalah kedua ini adalah siapa yang hidup dan senantiasa bersyukur kepada Allah, maka dia disifati dengan salah satu sifat Para Nabi dan Rasul Allah.Allah memuji para hamba-Nya yang saleh dengan sifat syukur. Dalam surah al-Ahqaf Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗوَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ
سَنَةً ۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓاَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُوَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ
اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ (الأحقاف : ۱۵)
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS.al-Ahqaf: 15)
Siapa yang disifati dengan sifat syukur, maka dia disifati dengan salah satu sifat para hamba Allah yang saleh.
Risalah Ketiga, Allah Swt. memerintahkan para hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ (البقرة : ۱۵۲)
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku“. (QS.al-Baqarah: 152)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ(البقرة : ۱۷۲)
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya“. (QS. al-Baqarah: 172)
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِاشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان : 14)
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu“. (Luqman : 14)
Siapa yang bersyukur kepada Allah dalam hidupnya, maka dia telah melaksanakan salah satu perintah Allah.
Pada khutbah kedua kita akan menyempurnakan sebagian risalah, yang dimuat dalam khutbah tentang bersyukur kepada Allah Swt. atas nikmat kembalinya kita ke rumah-rumah Allah. Maka berdoalah kepada-Nya dalam keadaan yakin doa tersebut akan diijabah.
Khutbah Kedua
Rasulullah Saw. adalah teladan nomor satu dalam bersyukur. Suatu ketika, Rasulullah Saw. dilihat dan diperhatikan oleh salah satu istri Beliau, yang mana Rasulullah Saw. beribadah saat gelap malam dan terangnya siang. Beliau Saw. memperpanjang bacaan dan memperbanyak rakaat salat di hadapan Allah, Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dan menyempurnakannya, dan menentukan takdir serta memberinya petunjuk. Istri Rasulullah Saw. mengingat salah satu firman Allah Swt.:
لِّيَغْفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَٰطًامُّسْتَقِيمًا (الفتح :۲)
“Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,“ (QS. al-Fath : 2)
Istrinya pun berkata kepada Beliau, “Mengapa Engkau melakukan ini semua? Mengapa Engkau menjadikan dirimu lelah, padahal Allah telah mengampuni semua kesalahanmu yang lalu dan yang akan datang? Rasulullah Saw. bersabda, “Tidakkah Aku menjadi hamba yang bersyukur?”
Siapa yang disifati dengan sifat syukur, maka dia telah mengikuti petunjuk Rasulullah Saw. dan disifati dengan salah satu sifat Nabi Muhammad Saw. yang merupakan kekasih Allah Swt.
Risalah selanjutnya, keadaan manusia ada dua, tidak ada yang ketiga dari dua keadaan ini. Adakalanya manusia berada dalam nikmat Allah Swt. dan menikmati nikmat tersebut, atau diuji dengan berbagai ujian dan cobaan. Dan setiap dari dua keadaan itu ada hukumnya dalam al-Quran dan Sunnah Nabi. Jika kau berada dalam suatu nikmat, maka wajib bagimu bersyukur kepada Allah. Dan jika kau sedang dalam suatu ujian atau cobaan, maka wajib bagimu bersabar atas kehendak Allah.
Oleh karena itulah, Rasulullah Saw. bersabda:
عَجَبًا لِأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُسَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ
ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ (رواه مسلم)
“Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu.Sungguh setiap perkaranya adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mukmin.Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, dia akanbersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa suatu musibah, dia akan bersabar. Maka hal itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)
اَلَمْ تَرَ اَنَّ الْفُلْكَ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِنِعْمَتِ اللّٰهِ لِيُرِيَكُمْ مِّنْ اٰيٰتِهٖ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَلَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ (لقمان : ۳۱)
“Tidakkah engkau memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, agar diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur“. (QS. Luqman: 31)
Siapa yang ingin berada dalam kenikmatan terus-menerus, maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ (إبراهيم : ۷)
“ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Bersyukur kepada Allah atas kembalinya orang-orang mukmin (ke masjid), mengharuskan kita untuk beradab dengan adab Allah dan Rasul-Nya, juga menjadikan kita mengetahui sebab keberadaan kita kembali di masjid. Orang-orang wajib menggunakan masker, menjaga jarak salat, dibatasinya waktu masuk dan keluar masjid, orang-orang pun tidak saling berdesak-desakan. Jika kita melakukan demikian, maka kita termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah. Kita pun bisa menjamin terbukanya rumah-rumah Allah terus-menerus.
Wahai Tuhan kami, jangan haramkan kami untuk mengunjungi-Mu di berbagai rumah-Mu. Tuhan kami, kami tidak ingin kembali mendengar, “alaa Shalluu fi rihaalikum“(salatlah di tempat tinggal kalian). Semoga hal itu tidak lagi kembali kepada kami. Kami ingin selalu salat dan beribadah kepada-Mu di masjid, maka janganlah menghalangi kami untuk melakukannya. Dan sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Engkaulah sebaik-baik Tuhan dan sebaik-baik Pelindung. Dan Kami memohon untuk Negeri Mesir ini kedamaian dan keselamatan, sejahtera dan stabil, bersatu dan tentram.
Penerjemah: Muhammad Fadly Syah