DeradikalisasiIslamiaNasional

Lukman Hakim Saifuddin Ungkap Entitas Agama dan Negara Tak Dapat Dipisahkan

 

Lukman Hakim Saifuddin. (Gambar: Tribunnews.com)

Wawasan, Kairo- Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama periode 2014-2019 mengatakan bahwa entitas agama dan negara meskipun bisa dibedakan namun tak dapat dipisahkan. “Itulah mengapa aktivitas bangsa ini, tidak hanya berbangsa dan bernegara, aktivitas bermasyarakat, aktivitas sosial dan seterusnya, (tapi) selalu saja mengandung nilai-nilai spiritualitas dan religiusitas, karena memang ini bangsa yang sangat agamis” ungkapnya ketika menjadi pembicara dalam webinar Hari Santri Nasional PPIDK Timtengka.

“Disinilah menurut saya peran strategis kaum santri itu, Mengapa? Karena agama Islam itu pastilah benarnya, jadi yang dimoderasi bukan Islamnya, tapi cara kita memahami Islam (dan) cara kita mengamalkan ajaran-ajaran Islam” tutur Lukman Hakim saat menjelaskan pentingnya peran kaum santri dalam mengawal Indonesia untuk memiliki cara beragama yang tidak berlebih-lebihan (ekstrim). 
Lukman Hakim Saifuddin juga menambahkan bahwa santri karena punya modal yang cukup dalam penguasaan ilmu-ilmu keislaman, haruslah berdiri paling depan untuk menyadarkan dan memberikan pemahaman yang lebih utuh kepada masyarakat bahwa berislam itu tidak cukup hanya pendekatan fiqhiyyah (hukum) tapi juga pendekatan tasawuf. “karena beragama tidak hanya cukup dengan logika tapi harus juga diimbangi dengan rasa” sambungnya pada webinar yang dilaksanakan pada Jumat (23/10) itu.

Pamflet Kegiatan Webinar (Gambar: ppitimtengafrika)

Selain menjelaskan peran penting santri dalam bernegara, Lukman Hakim Syaifuddin juga berpendapat bahwa santri bukan hanya kaum muslimin yang berkesempatan mengenyam pendidikan di pondok-pondok pesantren, tetapi diperluas lagi secara umum yaitu mereka yang mendalami ilmu keislaman, memahami, menghayati dan mengamalkan sehingga berdampak pada perilakunya yang mencerminkan esensi dari ajaran islam itu sendiri dan mampu menebarkan rahmat bagi sesamanya.


Adapun ciri-ciri seorang santri, menurut mantan Menteri Agama ini adalah mereka yang memiliki keikhlasan yang tinggi, juga kesederhanaan dan juga memiliki wawasan yang luas. “Santri itu biasa melihat persoalan dari berbagai perspektif” tuturnya.
Webinar ini diadakan oleh PPIDK Timtengka dengan tema ‘Peran Santri di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Indonesia Golden Generation 2045’. Selain mengundang Lukman Hakim Syaifuddin sebagai pembicara, PPIDK Timtengka turut mengundang Ahmad Mujahidin, Rektor UIN SUSKA Riau sebagai pembicara kedua dalam webinar ini dengan pembahasan ‘Peran Santri dalam Kemandirian Ekonomi Perbaikan Moral Bangsa’. (Ibnu Hajar)

Artikel Terkait