Al-AzharMasisirNasionalNUWarta

Susah Dapatkan Izin, Renovasi Makam Akhirnya Terlaksana

 

Renovasi makam (Gambar: dok. Wawasan)

Wawasan, Kairo—“Program Renovasi Makam ini, awalnya
dilaksanakan untuk meramaikan acara Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus
Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCINU) Mesir ke-XI pada November 2020 kemarin,
akan tetapi karena akibat Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan semua makam di Mesir
ditutup, akhirnya susah mendapatkan izin dari Makam Imam Waqi’ dan Makam
Izzuddin Abdussalam. Makanya kita hentikan program ini sampai benar-benar mendapatkan
izin dari wadzir awqaf,” ungkap
Muhammad Fachry selaku koordinator Renovasi Makam Ulama, Kamis (2/9).

 

Dalam wawancara bersama Kru Wawasan itu, ia
mengungkap akibat dari susahnya mendapatkan izin dari kedua makam tadi, hingga Anggota
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mesir dan beberapa Anggota Banser yang ikut turut
dalam renovasi kali ini memutuskan untuk mencari makam lain yang bisa segera
direnovasi.

 

Mereka memutuskan Makam Maulana Syekh Abdullah
As-Syarqawi (Grand syekh Al-Azhar ke-12) yang letaknya sebelah utara tidak jauh
dari kampus Universitas Al-Azhar. Setelah mendapatkan izin dari cucu dan penjaga
makam, akhirnya renovasi makam itu bisa terlaksana.

 

“Renovasi ini didasari atas usulan dan perintah dari
KH. Maman Imanulhaq Faqih yang waktu itu datang berkunjung ke Mesir, kemudian beliau
mempunyai keinginan untuk ziarah dan malamnya bermimpi ketemu dengan Imam
Waqi’, kemudian dibahas lagi secara mendalam oleh GP Ansor Mesir yang akhirnya
baru terlaksana hari ini,” ujarnya saat sesi istirahat di Masjid Imam Syekh
Abdullah As-Syarqawi

 

Adapun dananya, ia mengatakan bersumber dari hasil
pamflet yang telah disebar jauh-jauh hari sebelum acara Konfercab PCINU, hingga
sampai saat ini terkumpul sejumlah 51.594 LE. Dan untuk renovasi makam kali
ini, ia menuturkan telah menghabiskan dana sekitar belasan ribu. Selebihnya ia
katakan akan digunakan untuk renovasi makam selanjutnya.

 

Makam Imam As-Syarqawi (Gambar: dok. Wawasan)

Renovasi makam tersebut terdiri dari pembersihan
keseluruhan, pemasangan karpet, pemasangan tirai, bingkai makam yang bertulisan
namanya, dan sirah dzatiyah (red:
biografi singkat) berbahasa Indonesia agar para peziarah  Indonesia cepat mengetahui hal itu.

            

“Harapannya kita sebagai mahasiswa bisa berkhidmat
kepada Masyaikh-Masyaikh Azhar, masa
kita kuliah di Al-Azhar terus guru-guru kita makamnya terbengkalai. Kita lihat
Imam Ibrahim Baijuri, Imam Syarqawi, dan ada Syekh Ahmad Ad-Damanhuji kuburannya
di samping sini yang sudah diratakan dengan tanah, dan beberapa makam masyaikh seperti Grand Syekh Al-Azhar
yang pertama, Syekh Abdullah Al-Kharrasyi yang makam nya terbilang biasa saja,”
imbuhnya. (Anugrah)

Artikel Terkait