Juara Pencak Silat EPSA (Gambar: dok. Wawasan) |
Wawasan, Kairo—Dua pemuda berdarah
Sulawesi yang merupakan delegasi dari perguruan tapak suci ini berhasil
menorehkan prestasi di kejuaraan Egypt
Pencak Silat Association (EPSA).
Mereka adalah Muhammad Afif Khalillah asal kota Makassar, mengikuti kelas
dewasa C meraih medali emas, dan Muhammad Amin Alwan atlet berdarah Bugis Pinrang, mengikuti kelas
dewasa A meraih medali perak.
Afif merasa sangat bersyukur dan
bangga bisa menorehkan prestasi di event
kali ini. Mengenai pengalaman ia sempat menuturkan, “Saya menggeluti dunia
pencak silat sejak dari SMP kelas dua sampai sekarang, jadi perlombaan seperti
ini sudah sering saya ikuti dari Indonesia. Bahkan tidak terhitung lagi ini event yang keberapa.”
Begitu pula dengan Amin yang
pernah mengikuti 02SN tingkat nasional pada cabang seni tunggal putra. Ia
mengakui bahwa sebenarnya ia tidak memiliki basic fighter karena
bidangnya ialah pada peragaan jurus, hanya saja kali ini ia mengisi kekosongan
di kelas dewasa A.
Di samping itu, perlombaan yang
berlangsung sejak tanggal 25, 26, dan final 29 Maret 2022 di Nadi Mahrusah Al
abbasiyah ini menjadi sebuah kebahagiaannya karena bisa mengharumkan nama Indonesia
di ajang silat internasional, serta bisa membawa nama perguruanya, yaitu Tapak
Suci.
Open Pencak Silat Championship (Gambar: dok. Wawasan) |
Lomba perdana yang diadakan oleh
EPSA ini diikuti oleh berbagai macam negara, di antaranya, Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, Somalia, dan Mesir, dengan masing-masing delegasi dari lima perguruan pencak silat
Asia yang ada di Mesir, mulai dari Talago Biru Indonesia, Setia Hati Terate
Indonesia, Tapak Suci Indonesia, Pagar Nusa Indonesia, dan Pusaka Gayong
Malaysia.
Dalam wawancara kru Wawasan, Selasa
(29/3), Andre Hermawan Saputra selaku ketua perlombaan dan pimpinan Tapak Suci
cabang perwakilan wilayah Mesir mengatakan, “Dua perguruan resmi yang menjadi
pelopor utama berdirinya persatuan EPSA di Mesir itu Tapak Suci dan Telago Biru, kita telah
resmi mengajarkan orang-orang Mesir dari sejak 2010, bahkan di tahun
selanjutnya kita disediakan tempat oleh
Pusat Kebudayaan Indonesia (PUSKIN) Cairo.” (Medrasul)