Uncategorized

Dari Jusuf Kalla untuk KKS, Rangkaian Nasihat bagi Calon Wajah Umat

Foto bersama JK dan Anggota KKS (Gambar: dok. Wawasan)


                                   

Wawasan,
Kairo— 
Pada Rabu, 5 Oktober 2022, Wakil
Presiden Indonesia yang ke-10 dan ke-12, Dr. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla
mengadakan kunjungan ke Grand Sy
aikh
Ahmad Thayyib. Selain untuk bersilaturahmi, kunjungan tersebut juga merupakan
salah satu bentuk awal kerja sama dengan Grand Sy
aikh
al-Azhar tersebut.

 

“Jadi,
menurut apa yang saya dengar kemarin pas di KBRI, Pak JK itu datang ke sini
agendanya pergi untuk bertemu dan berkunjung dengan Grand Syaikh, bertemu
dengan Grand Syaikh mengajak peluang untuk bekerja sama begitu,” ungkap Fiqrul
Khalis Ukkas, Lc., yang merupakan Ponggawa Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS)
Mesir.

 

Bentuk
kerja sama tersebut, menurut Fiqrul, salah satunya adalah dengan mendatangkan tenaga kerja al-Azhar ke Indonesia. Pak JK sendiri mengharapkan para dosen al-Azhar untuk mengajar di Universitas Islam Internasional 
Indonesia di Jakarta. Tidak hanya
itu, ia juga mencari peluang bagaimana agar mahasiswa-mahasiswa Mesir pun dapat
datang dan belajar di Indonesia.

 

Setelah
kunjungannya bersama GSA Ahmad Thayyib, JK pun tak senantiasa langsung pulang
ke Indonesia. Di mana pada 6 Oktober 2022, ia menyempatkan diri untuk
mengunjungi Baruga Sulawesi yang berlokasi di Hayy Asyir, Kairo. Sebuah sekretariat khusus untuk mahasiswa Indonesia
timur yang tergabung dalam KKS Mesir, organisasi bertajuk kekeluargaan yang menampung seluruh mahasiswa Indonesia timur yang sedang menuntut ilmu di Mesir. 

 

Kedatangannya
pun disambut dengan hangat oleh Ponggawa beserta seluruh anggota KKS Mesir yang hadir. Beberapa dari mereka bahkan mendeklarasikan “Selamat datang di
rumah”, yang merupakan istilah untuk Baruga sebagai tempat pulang bagi setiap mahasiswa
timur di Mesir, kepada pria berusia 80 tahun itu.

 

Dalam
pertemuan yang juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Dr.
Lutfi Rauf, MA dan Penasihat KKS Mesir, dr. H. Surya Darma serta H. Amin Samad,
MA itu,  JK memberikan beberapa nasihat kepada para “Pejuang Pinisi”
yang tengah berjuang menuntut ilmu di Negeri Kinanah.


Jusuf Kalla memberi nasihat (Gambar: dok. Wawasan)

“Kalau tadi diminta nasihat, sederhana aja, belajar dengan baik,” bukanya. 


Pria kelahiran Watampone itu mengungkapkan tentang betapa pentingnya memiliki tekad yang kuat dalam berjuang, utamanya dalam menuntut ilmu di negeri orang. apalagi menurutnya, bisa berkuliah di al-Azhar merupakan salah satu kesempatan emas yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.

 

“Tidak semua anak-anak yang mau belajar agama dengan baik bisa memiliki kesempatan ke Mesir ini,” ucapnya.

oleh karena itu, penting bagi kita yang telah sampai di negeri ini untuk memiliki tujuan dan visi yang jelas sebagai pelajar, pun perantau. Karena kedatangan kita di sini pada hakikatnya mengemban banyak tanggung jawab. Salah satunnya adalah untuk menjadi kebanggaan bagi keluarga, khususnya kedua orang tua, Kebanggaan ketika mengetahui bahwa anak-anak mereka saat ini tengah berjuang belajar di al-Azhar dengan baik.

  

JK pun menjelaskan bahwa ia melihat kondisi negara Indonesia dalam ranah ilmu agama
pada dasarnya masih kurang. Hal tersebutlah juga, yang ia katakan menjadi
alasan kita menuntut ilmu di Negeri Para Nabi ini.

   

“Karena
itu maka anda belajar di sini, karena itu kita bertekad, di belakang hari,
nanti orang mengatakan kalau anda ingin belajar agama Islam, datanglah ke
Indonesia,” ungkapnya.

 

Selain
belajar, JK juga menyinggung tentang pentingnya untuk mengembangkan kemampuan
positif lain seperti berdagang. Yang menurutnya juga memiliki urgensitas yang
tak kalah pentingnya.


“Dari
lima Rukun Islam, dua (red— diantaranya) yaitu mengeluarkan zakat dan
naik haji, hanya bisa dilaksanakan oleh orang mampu dan untuk mampu anda harus
berusaha,” lanjutnya.

 

Berangkat
dari hal tersebut, JK mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa urgensitas
bidang usaha bukanlah sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata. Mengingat ruang
lingkup dakwah yang sangat luas, optimalisasinya saat ini tak cukup hanya
dengan kekayaan ilmu, tapi juga membutuhkan kekayaan materi.

  

“Kalau
semua mau jadi ustaz, siapa yang mau bangun masjid,” lanjutnya.

 

Meski
singkat, bincang-bincang tersebut berlangsung dengan penuh rasa kekeluargaan.
Rangkaian nasihat yang sesekali diselingi dengan gelak tawa para peserta dan
Pak JK, tidak hanya menambah hangat suasana Baruga, tapi juga hati para
mahasiswa KKS Mesir yang mendapat kesempatan langsung bertatap muka serta mendengar
nasihatnya.

 

Reporter:
Ichsan Semma

Editor:
Ryan Saputra

 

Artikel Terkait