Peringatan Maulid Nabi IADI (Gambar: dok. Wawasan) |
Wawasan, Kairo— “Semua makhluk
bergembira atas kelahiran Nabi. Kecuali, iblis.” ucap Syekh Mahmud Majdi, yang
disambut dengan riuh oleh para hadirin pada Peringatan Maulid Nabi Ikatan Alumni
Darud Dakwah Al-Irsyad Kabinet Mabbarakka yang diadakan di Sekretariat IADI,
Darb Al Onsya, El Darb El Ahmar, Kairo. Jum’at (14/10).
Seusai sholat maghrib, suasana pada
Sekretariat IADI saat itu cukup meriah dengan para hadirin melantukan shalawat
yang diiringi oleh tabuhan rebana. Pada
pukul 18.40, acara dimulai dengan khidmat dengan basmalah, lalu dilanjutkan
dengan sambutan oleh Ketua Almamater IADI, Azhar Syauqy RM Saeed.
“Kita merayakan maulid bukan karena
takut dikatakan sebagai aliran lain, kita merayakannya karena kecintaan pada
Nabi.” tutur beliau dengan mantap.
Wawancara bersama Ketua IADI (Gambar: dok. Wawasan) |
Selain didirikan atas rasa cinta, menurut
Azhar acara ini juga menjadi wadah silaturahmi antar anggota IADI, sekaligus nostalgia
dengan perayaan maulid ala kampung halaman, seperti pembacaan Barzanji dan
telur warna-warni yang merupakan akulturasi masyarakat Bugis dan kebudayaan
Islam.
Sehabis sambutan, acara diteruskan
dengan pemberian nasehat tentang Maulid Nabi oleh Syekh Mahmud Majdi. Pada kedatangan keduanya di IADI ini, ia memaparkan tentang siroh yang merupakan cerita Nabi, sariroh yang merupakan akhlak Nabi, dan sir, yaitu perihal yang hanya diketahui oleh Allah dan Nabi saja.
Beliau juga mengingatkan tentang bagaimana seharusnya kita sebagai muslim
berbahagia atas peringatan kelahiran Nabi ini.
“Tidakkah kita berbahagia atas
kelahiran Nabi yang telah begitu lelah demi umatnya? Tidakkah kita berbahagia
atas kelahiran Nabi, yang telah menangis karena rindu pada umatnya? Tidakkah
kita berbahagia atas beliau, yang rindu untuk bertemu dengan umatnya?” tanya
beliau, menggugah para hadirin.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan
syair oleh Marsuki. Dalam syair yang ia buat sendiri, Ketua Panitia Peringatan
Maulid IADI itu menyatakan pujian dan kecintaan atas akhlak Nabi. Acara ditutup
dengan doa bersama, lalu dilanjut dengan beramah-tamah.
Usut-diusut, menurut Azhar, sebenarnya
perayaan maulid ini tidak ada dalam agenda IADI. Namun karena antusiasme, rindu
serta dorongan dari para anggota, maka diadakanlah acara ini. Ia berharap
semoga dengan adanya acara ini, kecintaan pada Nabi semakin bertambah, lebih
banyak ber-shalawat, dan para hadirin bisa mendapat berkah darinya.