Kegiatan

Mengenal Ininnawa Leadership Club, Inovasi serta Urgensi dari dan Untuk KKS

Ininnawa Leadership Club (Gambar: dok. Wawasan)

 

Wawasan, Kairo— ILC (ininnawa Leadership Club), pada dasarnya kegiatan ini merupakan wadah untuk peserta yang ingin belajar tentang  dasar kepemimpinan. Menurut selayang pandang dari H. Halim Bahri Darwis, Lc. yang merupakan Penasihat Pelajar Islam Indonesia (PII) Mesir, ILC adalah media untuk mereka yang ingin membenahi diri, melatih, dan mengembangkannya menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

 

 

Mengusung tema “Cerdas bernarasi, nyata dalam aksi”. ILC hadir dengan membawa konsep yang sangat unik, yaitu gabungan antara falsafah keislaman dan kedaerahan. Adapun hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu dimanifestasikan dengan baik, bukan hanya dari segi narasi, tapi juga penerapannya menjadi sebuah aksi nyata.

 

 

Pada kegiatan ini, kita diajari bagaimana menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, serta dapat menghadirkan solusi bijak di setiap keadaan. Tentunya dengan dasar-dasar islam tanpa melupakan falsafah kedaerahan. Agar kelak menjadi sumber inspirasi serta pengerak aksi bagi masyarakat.

 

 

Anugrah Eka S.S. selaku ketua panitia membenarkan hal tersebut. Menurutnya, alasan utama pengadaan kegiatan ini adalah mendapatkan kader-kader yang matang dan siap pakai dari kedua sisi di atas. Terlepas dari itu, Jika ditilik dari urgensinya terkhusus dari KKS itu sendiri. Maka bisa disimpulkan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi warga KKS terkhusus bagi Maba.

 

 

Pemuda yang kerap disapa Nuge ini menyimpulkan, “Jadi kalau kita punya kader, untuk kedepannya yah.. kita enggak kewalahan lagi lah mencari kader-kader atau pengurus yang akan mengabdi di KKS ke depannya.”

 

 

Nuge pun sempat menanggapi isu tentang perbedaan antara ILC dengan LDK, yang diadakan oleh pondok-pondok pesantren sebagai kegiatan yang mengusung tema dasar kepemimpinan. Dia berpendapat itu sudah pasti berbeda. Lagi pun bila kita membahas LDK pondok maka regulasinya sangat berbeda dengan leadership yang ada di ILC. Sebab konsep LDK berfokus pada regulasi pesantren tersebut sedangkan ILC ini lebih menitikberatkan pada KKS itu sendiri.

 

 

Tentang inovasinya yang diusung oleh Ponggawa dan Ketua 2, ILC merupakan langkah lanjut dari FOKAT dengan materi yang lebih dikerucutkan lagi, yaitu; dalam hal kepemimpinan, kerangka berpikir ilmiah, dan retorika. Serta sempat juga disebutkan akan ada angkatan kedua untuk ILC ini, jika memungkinkan.

 

 

Secara regulasi ILC bukanlah hal yang baru, kegiatan leadership ini hanya berubah nama yang awalnya PDO (Pelatihan Dasar Organisasi), lalu menjadi K3 (Kelas Kepemimpinan KKS) setelah itu menjadi ILC. Walaupun begitu antusias para peserta dan para panita tidak padam, dapat dilhat dengan banyaknya peserta yang berjumlah 26 orang.


Reporter: Ilham Pratama 

Editor: Fakhrur Riza      

Artikel Terkait