OpiniPPMI

Tiga Press Release Sudah Terbit, PPMI, Panitia Wisuda, dan Calon Wisudawan Masih Belum Ada Titik Terang

Pada 4 Oktober 2022, jagat Masisir khususnya para calon wisudawan Universitas al-Azhar, Kairo, dihebohkan dengan sebuah press release yang diunggah oleh panitia Wisuda PPMI Mesir di platform instagram milik meraka, di mana mereka mengumumkan pengunduran diri sebagai panitia wisuda tahun ini.

Namun yang membingungkannya lagi, setelah di-upload, press release ini sempat di takedown kemudian diunggah kembali oleh akun instagram yang sama.

Perihal pengunduran diri itu sendiri, bisa dibilang cukup mencederai hati para calon wisudawan. Terlebih lagi, mereka yang telah merogoh kocek dengan jumlah yang tidak sedikit tiba-tiba dihadapkan dengan kondisi ketidakjelasan seperti ini.

Salah seorang calon peserta dalam bincang santainya bersama kru Wawasan mengungkapkan kekhawatirannya tentang wisuda tahun ini, terlebih lagi ia sudah mengeluarkan biaya yang menurutnya lumayan mahal yaitu EGP 950 , ia khawatir dengan pengunduran diri panitia wisuda PPMI uang yang telah ia keluarkan akan hilang, ditambah tidak adanya kejelasan baik dari PPMI atau
pun dari panitia itu sendiri tentang bagaimana wisuda ini.

Ia juga menjelaskan tentang rincian biaya wisuda kali ini yang di mana menurutnya ada beberapa anggaran yang tidak wajar, seperti biaya gedung senilai EGP 510 dan dokumentasi EGP 40 yang  menurutnya terlalu besar dikerenakan sudah adanya anggaran dari PPMI dan semestinya bisa menjadi subsidi agar tidak membengkaknya biaya wisuda tahun ini, terlebih lagi calon wisudawan tahun ini berjumlah 851 orang.

Hal tersebut ia ungkapkan berangkat dari
kekhawatiran para calon wisudawan di dalam grup WhatsApp mereka, sebagian besar
dari mereka mempertanyakan status uang dan acara yang mereka nanti-nantikan.
Pun tak sedikit juga yang mengusulkan untuk mengambil kembali uang yang telah
mereka setorkan.

Belum lagi masalah nominal biaya pendaftaran itu
sendiri masih melahirkan begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab. Hei bung,
kalau kita hitung-hitung EGP 510 dikali 851 orang itu aja udah 434.010 pound.
Emang ada biaya sewa gedung di Mesir yang hampir setengah juta pound? Ini ditambah
lagi dengan biaya dokumentasi senilai EGP 40  per-kepala yang dimana jika dihitung dengan
jumlah wisudawan yang 851 orang ini menyentuh angka 34.040 pound. Ini belum
lagi ditambah dengan anggaran dari PPMI.

Pertanyaannya kalau ada sisa atau kelebihan dana dari
acara wisuda ini akan dilarikan ke mana?. Tidak adanya transparansi terkait hal
ini belum lagi kepanitiaan yang tidak pernah berganti dari tahun ke tahun timbullah
kecurigaan masyarakat baik secara parsial maupun universal terkait adanya
penyalahgunaan dana serta monopolisasi momentum wisuda demi kepentingan
segelintir pihak.

Akhirnya ditanggal 5 Oktober tepatnya pukul 07:00 CLT,
PPMI menanggapi sikap dari Panitia Wisuda PPMI dengan mengeluarkan press
release
yang menerima pengunduran diri panitia wisuda dan menjelaskan
bagaimana nasib para calon wisudawan.

Press release PPMI (Gambar.: dok. Wawasan)

 

Setelah ada kejelasan dari PPMI lantas tidak membuat
situasi ini menjadi tenang, karena selang beberapa saat pihak yang mengatasnamakan calon wisudawan juga ikut mengeluarkan perss release tak
bertanda tangan yang dimana mereka menuntut dalam poin-poin berikut:

1. Mereka keberatan terhadap pengunduran diri dari
panitia wisuda dan juga menolak pembentukan PLT panitia wisuda.

2. Jika PPMI bersikeras dalam penyelanggaraan wisuda
digedung ACC maka mereka menuntut pengembalian setengah dari uang gedung yang
telah mereka setor.

3. Pihak yang mengatasnamakan calon wisudawan
menuntut agar wisuda terlaksana sebagaimana yang telah dijadwalkan.

4. Mereka menuntut PPMI untuk mengedepankan
kepentingan umum dengan tidak melibatkan masalah internal PPMI dan ego pribadi
dalam proses penyelanggaran wisuda tahun ini.

Press release (Gambar: dok. Wawasan)

 

Secara garis besar, tuntutan setiap calon wisudawan hanyalah terselenggaranya wisuda yang worth it dengan biaya yang mereka keluarkan, namun yang menjadi permasalahannya adalah, dengan harusnya dibentuk PLT wisuda kembali, menjadi tantangan buat PPMI dalam
pelaksanaan wisuda kali ini, bagaimana mereka menyeimbangkan biaya wisuda kali
ini dengan ekspektasi wisudawan, karena untuk saat ini hal itulah yang memiliki
urgensi tinggi untuk dijamin.

Ekspektasi wisudawan menjadi indikator bukan tanpa
alasan, selain karena mereka di sini sebagai pihak yang di wisuda dan perlu
kepastian, kocek yang mereka rogoh juga tidak sedikit. Bayangkan saja, EGP 950
per-kepala, dengan total 851 kepala yang mengikuti wisuda tahun ini. Ketidakjelasan
status dari uang degan nominal sebanyak itu bisa menimbulkan kecurigaan akan
indikasi penyalahgunaan dana dan monopolisasi momentum wisuda demi keuntungan
segelintir pihak.

Tidak hanya itu, ketidakjelasan tersebut juga
berpotensi menjadi lahan basah provokasi dari berbagai oknum yang ingin
memanfaatkan massa dengan membawa kepentingan masing-masing. Sehingga dalam situasi ini, setiap pihak yang lebih kuat provokasinya, akan terlihat seolah-olah benar, terlepas dari itu benar atau tidak.

Wawasan sendiri telah mencoba mengusut, mencari
titik terang, dan jawaban dari kedua belah pihak terkait. Namun, hingga tiga press
release
yang terunggah, sampai saat ini belum ada pihak yang ingin buka
suara.

Reporter: Akbar Farsyah

Editor: Ichsan Semma

 

Artikel Terkait