Artikel

Hadiri COP 27, Bupati Siak Sempatkan Isi Seminar Dialog Iklim dan Pembangunan Daerah dengan Masisir

 

Dialog Iklim dan Pembangunan Daerah (Gambae: dok. Wawasan)

Wawasan, Kairo— “Syarat menjadi pemimpin
ke depannya harus memperhatikan iklim,” jelas Drs. H. Alfedri, M.Si. selaku
Bupati Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada acara “Seminar Dialog Iklim dan
Pembangunan Daerah” Jumat (18/11) di Aula Limas KEMASS. Selain Bupati Siak, di acara
ini turut pula hadir DR. Hayu Prabowo, yang merupakan Ketua Lembaga Pemuliaan
Lingkungan Hidup dan SDM MUI, dan Susanto Kurniawan beserta beberapa perwakilan
aktivis lingkungan lainnya.

 

Acara seminar ini merupakan kerja sama
antara Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika dengan
Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR). Pada seminar kali ini para pemateri
menjelaskan bahwasanya kondisi bumi saat ini memprihatinkan, yang di mana
pemanasan global terus terjadi dan dikhawatirkan pada 2030 nanti akan terjadi
perubahan iklim yang sangat memengaruhi kehidupan manusia.

 

Selain menjelaskan permasalahan perubahan
iklim dari pandangan universal, mereka pun menjelaskan permasalahan ini dari
sudut pandang agama Islam.  Terkait perlunya
mobilisasi melalui pendekatan agama pada masyarakat untuk menimbulkan kesadaran
terhadap kelestarian lingkungan.

 

Muh. Fikri Alhakim selaku Gubernur KSMR
pun menjelaskan bahwa jika dilihat sekilas latar belakang kita sebagai Masisir;
seminar ini memang tidak terlalu berhubungan. Akan tetapi, sisi positifnya
adalah kita yang saat ini terlalu fokus dengan agama akhirnya menyadari bahwa
ternyata sudah terjadi perubahan iklim yang sangat signifikan, sehingga dapat
memengaruhi keberlangsungan hidup kita di bumi.

 

Ia juga menambahkan bahwa nilai yang ingin
disampaikan pada seminar kali ini yaitu, “Membuat kawan-kawan melek lagi
terkait apa sih yang sedang terjadi di dunia, saat ini sampai diadakan G20 di
Bali dan COP 27 di Mesir. Itu membuktikan bahwa dunia saat ini sedang tidak
baik-baik saja, yang di mana kondisi iklim sedang tidak stabil.”

Reporter: Akmal Sulaeman 

Editor: Ichsan Semma

Artikel Terkait