Wawasan, Kairo— “Ini yang kulihat di Anggoti, mereka itu berpotensi sekali, dari kritis-kritisnya itu sudah ada begitu. Dan itu kan salah satu bahan kalau mau bergerak, cuman itu masalah
hanya masalah malu sebenarnya,” jelas Sitti Afifah Ulfah dalam sesi wawancara
setelah mendapatkan penghargaan sebagai Keputrian Nusantara Terbaik dalam acara
Wihdah Farewell Party yang diadakan pada Senin (20/3) di Aula KMNTB.
Permasalahan malu ini, menurut
Ulfah juga merupakan salah satu tantangan bagi Keputrian KKS dalam merangkul
para Anggoti. Ia membahasakannya sebagai penutupan diri, padahal jika dilihat
dari segi potensi, Anggoti berpeluang menjadi lebih progresif jika lebih berani
untuk unjuk diri.
Maka dari itu, Keputrian merupakan
wadah yang paling ideal bagi para Anggoti untuk mulai belajar dan berkembang di
bidang yang digeluti masing-masing. Hal ini didukung oleh ruang lingkupnya yang
hanya diisi oleh banat, sehingga mereka tak perlu malu dan bisa lebih
bebas belajar untuk mempersiapkan diri di ranah yang lebih luas.
Di akhir sesi wawancara, Ulfah pun
sempat menuturkan harapannya kepada pengurus Keputrian KKS tahun ini. Ia
berharap agar apa yang diharapkan oleh anggotanya saat ingin jadi pengurus di
awal bisa ia dapatkan.
Terakhir, tak lupa Ulfah
mengirimkan terima kasih kepada seluruh pengurus Keputrian KKS tahun ini atas
seluruh kerja keras dan pengorbanan demi lancarnya setiap program dan acara
yang diusung.
Reporter: Ichsan Semma
Editor: Ryan Saputra
