Wawasan, Kairo— Sinar matahari pagi memeluk Kota Kairo. Langit bersih menampakkan bias biru yang memesona. Dengan penuh karisma, Dr. Kholid Al-Basyuni mengutarakan peran mahasiswa sebagai Duta Al-Azhar di acara Nadwah Azhariyah (Seminar Keazharan) dan Takrim Mutafawwiqin (Penghargaan Mahasiswa Berprestasi).
Tercatat ada 98 mahasiswa Usuludin yang memperoleh penghargaan. Pagi itu, Ruwaq Abbasiy di Masjid Al-Azhar dipenuhi oleh mahasiswa asal Indonesia. Mereka berkumpul karena memiliki satu variabel yang sama; Fakultas Usuludin Universitas Al-Azhar, Kairo.
Harun Naufal selaku panitia menyampaikan bahwa acara ini berhasil digelar pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023. Panitia mendatangkan dua pemateri yang luar biasa, yaitu Dr. Majdi Abdul Ghaffar yang merupakan Kepala Bagian Pengembangan Mutu dan Pendidikan Universitas Al-Azhar, dan Dr. Kholid Said Basyuni sebagai Dekan Fakultas Usuludin.
Kalam Hikmah Syekh untuk Penuntut Ilmu
Di satu momen spesial, Dr. Kholid menyampaikan nasihat yang teramat penting untuk ditancapkan di dalam hati dan pikiran kita sebagai mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri.
Dekan fakultas tersebut mengutarakan bahwa mahasiswa adalah Duta Al-Azhar bagi Negara Indonesia. Bahwa mahasiswa punya tanggung jawab dari Al-Azhar untuk mencerahkan tanah airnya ketika pulang nanti.
“Adanya kita di sini menunjukkan bahwa Islam itu tidak disebarkan dengan pedang, melainkan dengan akhlak mulia para pemeluknya”, ucapnya.
Pesan tersebut ia tujukan kepada seluruh mahasiswa Al-Azhar, terkhusus kepada para Mutafawwiq Fakultas Usuludin yang duduk di hadapannya.
Jadi yang paling penting bagi mahasiswa, menurutnya, adalah bagaimana menunjukkan akhlak penuntut ilmu (tholibul ilmi) kepada masyarakat Indonesia, sehingga mereka tahu bahwa seperti inilah akhlak yang diajarkan oleh Al-Azhar yang bersumber dari Rasulullah Saw. Dengan adanya kemuliaan akhlak penuntut ilmu, bisa lebih memudahkan mereka dalam menyiarkan risalah Islam kepada seluruh umat.
Lika-Liku Persiapan Acara
Meski hanya berlangsung selama dua jam, terdapat proses panjang dan melelahkan di tahap persiapannya. Dan titik tersulit terdapat dalam proses pengajuan surat izin pelaksanaan dan undangan pemateri.
Harun mengaku bahwa menghadirkan kedua pemateri berpamor ternyata membutuhkan proses yang berlika-liku dan tak mudah dilewati. Proses persiapan acara ini memerlukan kesabaran, kesiapan, dan keseriusan yang banyak. Kalau hanya dengan niat main-main, maka acara ini tidak akan pernah terjadi.
Harun, dalam sesi wawancara bersama Kru Wawasan, menerangkan bahwa Agus selaku Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Usuludin (SEMA-FU) mendapati beberapa kendala ketika menghubungi para syekh untuk menjadi pemateri.
Pertama, adalah ketika Agus mendatangi Dr. Kholid untuk menyampaikan undangan menjadi pemateri. Akan tetapi, undangan tersebut ditolak oleh beliau karena belum adanya kejelasan tentang surat izin resmi pelaksanaan acara tersebut.
Dengan semangat yang tak mudah patah, Agus terus berusaha agar undangannya bisa diterima oleh pemateri. Ia pun berinisiatif untuk memastikan izin pelaksanaan Nadwah Azhariyah ini kepada Dr. Hani yang merupakan Direktur Umum Masjid Al-Azhar.
Setelah perbincangan mereka selesai, Dr. Hani meminta Agus untuk menelfon Dr. Kholid saat itu juga, dalam rangka mengonfirmasi ulang kesediaan beliau menjadi pemateri. Dr. Kholid pun langsung meng-iya-kan dan bersedia untuk hadir.
Sejurus kemudian, Dr. Kholid juga meminta Agus untuk menanyakan kesedian Dr. Majdi agar ikut membawakan materi di acara tersebut. Alhamdulillah-nya, Dr. Majdi merespon permintaan tersebut dengan persetujuan.
Agus bersyukur telah mengantongi kesediaan dari kedua pemateri yang ia idamkan.
Namun, timbul sedikit kejanggalan di hati Agus. Ia merasa kalau Nadwah Azhariyah akan lebih sempurna kalau dihadiri oleh pihak dari Universitas dan Masjid Al-Azhar. Makanya, Agus kembali meminta partisipasi Dr. Ali Hammam sebagai perwakilan Pengurus Masjid Al-Azhar.
Di hari pelaksanaan acara, Dr. Majdi dikabarkan sedang sakit sehingga tidak bisa menghadiri acara. Untungnya, Dr. Jamil Ibrahim hadir mengisi satu kursi pemateri yang kosong.
Acara ini pun memberi pesan tersirat bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Selama tetap berusaha, Allah pasti memberikan jalan keluarnya.
Reporter: Luthfiatul Alya Budirman
Editor: Afriadi Ramadhan