Wawasan, Kairo— “Sebenarnya kami sedikit ragu sebelum ikut kompetisi ini, karena persiapan masih belum cukup, apalagi kitab-kitab yang dijadikan sebagai rujukan lomba banyak yang belum dibaca. Hanya modal pernah ikut kegiatan Madrasah KKS (Red- program belajar ilmu alat) banyak membantu dalam menjawab pertanyaan-pertannyaan dari dewan juri. Namun karena kompetisi ini memberikan kita wadah untuk membaca dan murojaah kitab, maka kami siap untuk mengikuti kompetisi ini walaupun kita hanya sampai di Semi Final,” tutur Musfira Wardani dan Ibnu Khaldun sebagai peserta dari delegasi KKS Mesir.
Kompetisi Ilmu Alat Masisir (KIAM) ini diadakan selama dua hari yaitu babak penyisihan pada Ahad (12/11) yang bertempat di Manhaj Study, Nasr City, Kairo. Kemudian babak semifinal dan final berlangsung pada hari kedua, Sabtu (18/11) di Sekretariat PWK NWDI, Darrasah, Kairo.
Acara ini pun baru pertama kali diadakan oleh menko 1 PPMI Mesir. Dan tajuk dari acara ini adalah untuk memberikan wadah kepada Masisir agar lebih giat lagi dalam mempelajari ilmu alat. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh Sultan Ambarak selaku ketua panitia dalam acara ini.
“Salah satu tujuan yang paling urgent kami mengadakan kompetisi ini adalah untuk menunjang keilmuan Masisir itu sendiri. Karena kan kita liat banyak di antara Maba-maba mereka lebih memilih masuk ke madiafa-madiafa yang mungkin pembelajarannya itu level mtawassith dan muntahi. Jadi untuk menunjang keilmuan mereka, mereka perlu mengetahui ilmu alat itu sendiri seperti Mantiq, Balagah, Nahwu, dan Sharaf,” jelas Sultan Ambarak.
Ketua panitia di akhir menyampaikan bahwasanya kompetisi ini awalnya dibuka untuk mahasiswa baru, tapi dengan beberapa pertimbangan hingga akhirnya kompetisi ini dibuka dari tingkat satu sampai dengan tingkat empat. Karena yang namanya ilmu alat itu sudah menjadi hal yang fundamental bagi mahasiswa Al-Azhar untuk mempelajarinya. Selain itu, ia menambahkan pula bahwa kompetisi ini pun bisa memberikan cerminan kepada para mahasiswa baru untuk lebih giat lagi dalam mempelajari ilmu alat.
Reporter: Haeril Yusuf
Editor: Akmal Sulaeman