ArtikelEsaiMasisir

Gula Tak Selamanya “Manis”, Ada Banyak Ancaman yang Berbahaya. Makanya Jangan Terlalu Sedih Kalau Gula Lagi Langka

Penulis: Afriadi Ramadhan | Editor: Akmal Sulaeman

Gula langka bisa jadi adalah anugerah. Mungkin ini isyarat Tuhan buat kita bisa lebih sadar lagi untuk hidup sehat. Memerhatikan makanan seimbang dan nutrisi yang baik untuk tubuh kita. Jangan cuma mementingkan rasa manis dan enak.

Saya tahu kalau kamu seneng sama yang manis-manis. Rasanya memang enak dan bikin nagih, bahkan bisa jadi mood swing dan buat hati jadi lebih bahagia. Tapi sadar enggak sih, ada deretan penyakit berbahaya yang ngumpet di dalam setiap kemasan gula. Ancaman berbahaya yang mengendap tak terlihat di sela-sela butiran putihnya yang cantik.

Kalau dilansir dari hallosehat.com, kebanyakan konsumsi gula dapat mengakibatkan penyakit Diabetes, Serangan Jantung, Hipertensi, Obesitas, dan Karies Gigi.

Paling rawan sih, tentu penyakit Diabetes. Bahkan banyak orang biasanya menyebut Diabetes dengan nama “Sakit Gula”. Penyakit ini juga tercatat sebagai salah satu penyakit paling berbahaya dan sudah makan banyak nyawa.

Walaupun Diabetes ini juga kerap kali dianggap sebagai penyakit orang tua, tetapi sebaiknya para anak muda juga harus memperhatikan lampu tanda bahaya. Soalnya menurut data, jumlah anak-anak yang terkena diabetes naik sebesar 70 kali lipat dalam belasan tahun terakhir (BBC News 2023). Makin ganas, kan? Anak-anak aja bisa kena, apalagi yang sudah dewasa.

Ada juga nih, efek samping kebanyakan gula yang sangat berbahaya untuk produktivitas anak muda. Dengar-dengar dari halodoc.com, pengidap Diabetes akan memiliki beberapa kelainan kontrol aliran darah ke otak. Kondisi ini juga yang tampaknya berkolerasi dengan hilangnya fungsi mental yang lebih cepat seiring bertambahnya usia. Kalau belakangan ini kamu jadi gampang galau, bisa jadi penyebabnya bukan karena dunia lagi jahat, tapi kopimu yang kebanyakan gula.

Yang lebih serem lagi, kebanyakan gula juga bisa menganggu fungsi otak dan tubuh kita untuk merencanakan, mengatur, mengingat berbagai hal, memprioritaskan, memperhatikan, dan memulai tugas. Duh, parah banget.

Kalau kamu merasa sering konsumsi gula kebanyakan, mending coba untuk kurangi mulai dari sekarang. Sebelum kamu jadi makin bego dan mageran.

“Tapii, apa enaknya cemilan dan minuman kalau enggak manis? Gula itu enak banget, gua kecanduan”.

Kalau yang dijelasin sama Kokbisa, kita susah lepas dari gula karena barangnya dijual murah dan mudah didapat (walaupun sekarang di Mesir lagi susah sih wkwk). Rasanya yang manis juga membantu tubuh menghasilkan hormon-hormon bahagia, seperti dopamine. Kamu mungkin cukup relate, kalau perasaan memang terasa lebih ringan dan tenang sewaktu ngopi atau ngeteh.

Makanya, bisa jadi perasaan bahagia instan ini yang semakin lama semakin suka sama gula. Mungkin sampai jatuh cinta. Kalau sehari lewat tanpa sesuatu yang manis, rasanya jadi hambar dan hampa banget. Padahal, sebenarnya kita juga bisa hidup meskipun tanpa gula. Nenek moyang di zaman purba buktinya, tak konsumsi gula tetapi masih bisa hidup. Punya tenaga yang kuat bahkan.

Tenang dulu, saya bukannya mau membandingkan kita sekarang sama manusia purba dulu. Bukan juga menyuruh kamu untuk tidak konsumsi gula sama sekali. Bukan kayak begitu. Tapi, setelah menceritakan tentang efek buruk dari konsumsi gula yang berlebihan, ternyata ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga diri kita agar bisa hidup sehat lebih lama.

Selain keinginan kuat dari diri kita sendiri, Pemerintah punya peran yang sangat besar dan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakatnya. Termasuk dari konsumsi gula berlebih dan terserang Diabetes.

Contohnya Afrika Selatan, Inggris, dan Meksiko, mereka naikin pajak buat produk-produk yang mengandung banyak gula. Ada juga Singapura yang punya cara unik sendiri, mereka menempelkan rating kandungan gula di setiap produk makanan. Labelnya dibuat jelas, besar, dan berwarna. Membuat orang jadi lebih mudah mengenali kadar gula dari makanan tersebut. Tidak seperti di Indonesia atau Mesir, yang kita harus menyipitkan mata dulu untuk membaca kadar gula yang tulisannya sangat kecil itu.

Adapun untuk mengontrol konsumsi gula kita sendiri, kata dokter orang dewasa itu idealnya hidup dengan empat sendok gula tiap hari. Silakan hitung atau perkirakan sendiri untuk makanan atau minuman yang biasanya kamu konsumsi tiap hari. Kopi, teh, donat, pisang cokelat, juhayna, atau yang sejenisnya.

Terlepas dari semua itu, yang saya harapkan hanyalah kita semua bisa hidup lama dengan enak karena badan kita sehat. Jangan sampai hanya karena manisnya gula, kita jadi enggak bisa menikmati manisnya kehidupan.

 

Artikel Terkait

Beri Komentar