Info BeritaPPMIWawancara

Menyoal Dana Abadi; BPA Ungkap Status Jumlah Dana PPMI Saat Ini

Wawasan, Kairo— Belakangan ini pembahasan mengenai dana abadi PPMI Mesir lagi panas-panasnya dan telah menjadi perbincangan di berbagai media Masisir. Bagaimana tidak, uang sebesar EGP 40.000 yang merupakan dana abadi raib dari brankas tanpa bukti fisik. Bukan hanya itu, masalah ketidakjelasan laporan data juga terjadi pada kas kegiatan, sehingga BPA PPMI Mesir belum bisa melacak apakah ada yang kurang dari kas itu atau tidak.

Hal ini pun tentunya menuai sorotan dari beberapa pihak Masisir. Namun, sebelum masuk lebih dalam pada permasalahan kemana perginya semua uang dengan jumlah yang besar itu, mungkin dalam benak kita masih banyak hal yang abu-abu mengenai asal usul dan tujuan dari dana abadi PPMI Mesir. Untuk menjawab semua itu, Kru Wawasan mencoba melakukan wawancara dengan BPA PPMI Mesir untuk mencari tahu lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan dana abadi dan masalah keuangan yang terjadi saat ini.

Asal Usul Pengadaan Dana Abadi

Sebagian dari dana abadi merupakan uang hasil penarikan dari salah satu kas milik PPMI Mesir yaitu Badan Usaha Milik Organisasi (BUMO). Pada mulanya, PPMI Mesir memiliki tiga kas keuangan yaitu kas sosial, kas kegiatan, dan kas Bumo. Adapun sebab pengadaan Bumo adalah karena PPMI Mesir dulunya punya cita-cita untuk memiliki imarah (Red- gedung) sendiri.

Bumo berjalan selama lima tahun, sampai pada masa kepengurusan Auzi’na ‘Azmal Umuur sebagai Presiden PPMI Mesir, semua uang dan mobil BUMO ditarik kemudian dikembalikan ke PPMI. Uang dari hasil penarikan itu berjumlah EGP 542.030. Namun karena pada awalnya pengadaan Bumo ditujukan untuk perealisasian imarah, maka uang yang ditarik juga harus dipergunakan sebagaimana tujuan awalnya.

Hanya saja, jumlah uang Bumo masih jauh dari kata cukup untuk membeli imarah. Dalam artian, masih butuh waktu yang lama hingga imarah bisa terealisasikan. Maka cita-cita yang awalnya ingin merealisasikan imarah diubah menjadi perealisasian syaqqah.

Untuk memenuhi target itu secepatnya, diputuskan bahwa uang Bumo harus terus bertambah dan tidak boleh berkurang sedikitpun. Karenanya, uang itu dijadikan sebagai dana abadi yang tidak boleh disentuh untuk keperluan apapun kecuali dengan tujuan perealisasian syaqqah.

Pelanggaran Keuangan

Sayangnya, pada Laporan Kerja Semester (LKS) yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2024 lalu, Andi Fuad selaku Tim Verifikasi kebendaharaan menyampaikan bahwa adanya data yang tidak sesuai antara bukti fisik dana abadi dan nominal angka yang tercatat. Jumlah fisik yang diterima oleh Tim Verifikasi hanya EGP 502.030 sedangkan dana abadi yang tercatat sebesar EGP 542. 030. Artinya, ada selisih uang EGP 40.000 yang hilang dari brankas dan masih belum pasti ke mana hilangnya.

Menanggapi hal tersebut, Khalid Saifullah selaku Bendahara Umum memberikan jawaban yang bisa dibilang tidak konsisten dan rancu. Pada alasannya yang pertama, dia mengatakan bahwa komputer PPMI Mesir sudah tua dan perlu di servis. Yang kedua, dia beralasan kalau dana itu ada di brankas yang berbeda sehingga luput semasa pemeriksaan Tim Verifikasi. Dan yang ketiga, dia menyebutkan bahwa dana tersebut sengaja disisihkan untuk dana operasional Ormaba dan disimpan di lemari atas brankas tempat dana abadi.

Namun di samping semua alasan yang diberikan Khalid Saifullah, pihak BPA menyatakan bahwa seharusnya sebagai Bendahara Umum dia tahu jelas untuk menggunakan dana abadi adalah sebuah pelanggaran apapun alasannya.

Tidak berhenti di situ saja, kas PPMI yang lainnya juga menuai banyak kerancuan. Pihak BPA menyatakan bahwa mereka tidak bisa mengetahui dengan jelas berapa dana yang ada di PPMI sekarang. Sehingga hal ini pun membuat mereka tidak bisa sama sekali mengecek apakah dana kas kegiatan dan sosial masih utuh tanpa ada yang hilang seperti dana abadi yang raib dari brankas.

Untuk saat ini, pihak BPA masih sedang melakukan proses investigasi lebih lanjut mengenai keadaan keuangan PPMI saat ini, “Investigasi saat ini masih berlanjut, kita juga tidak bisa menetapkan bahwa yang hilang itu cuma EGP 40.000. Ada potensi bertambah atau berkurang,” ungkap Glen Sofyan selaku BPA PPMI Mesir.

Laporan Keuangan Sudah Bermasalah Sejak Audit Pertama

Menurut kesaksian pihak BPA, ternyata tidak jelasnya laporan keuangan sudah terjadi jauh sebelum dilaksanakannya LKS. Audit keuangan juga sudah diadakan dua kali pada bulan November 2023. Namun, tidak ada satupun yang berjalan dengan lancar. Dengan catatan semua ketidaksiapan berasal dari Bendahara Umum. Padahal, dari BPA sendiri mengakui telah memberikan edukasi dan selalu menawarkan bantuan kepada Bendahara Umum dalam membuat laporan.

Namun kenyataannya, laporan keuangan belum siap sampai saat LKS dilaksanakan. Untuk itu, Khalid dimintai pertanggungjawaban agar memberikan transparansi atas semua laporan keuangan. Dan selama pertanggungjawaban itu belum terpenuhi, selama itu juga keuangan PPMI akan terus dibekukan dan tidak ada uang kas yang boleh keluar kecuali atas izin BPA.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dalam kasus ini, kami dari kru Wawasan juga sudah menghubungi Presiden PPMI dan Bendahara Umum untuk mengadakan sesi wawancara. Namun, kami tidak mendapat balasan dari Presiden PPMI Mesir, dan Bendahara Umum mengatakan bahwa dirinya belum bisa menyanggupi dalam waktu dekat ini.

Reporter: Asdimansyah

Editor: Akmal Sulaeman

Artikel Terkait

Beri Komentar