Wawasan, Kairo— Bulan April lalu, dunia Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) sempat dihebohkan oleh cerita unggahan di platform Instagram milik akun @hisnatyhnfa. Hal itu pun sontak menjadi buah bibir di kalangan Masisir. Bukan main, hal-hal yang disampaikan dalam cerita tersebut merupakan kronologi tindak kebejatan yang dilakukan oleh salah satu oknum Masisir.
Kronologi singkatnya, pelaku sempat memiliki tiga kekasih asmara, kemudian satu di antaranya pernah menjalin hubungan tak senonoh. Dimana pelaku ini—menurut di cerita tersebut—sempat mengajak salah satu kekasihnya untuk berhubungan badan yang sedang dalam kondisi haid. Walaupun awalnya sang kekasih sempat menolak karena kondisinya pada saat itu, pelaku justru tetap ngotot untuk melakukan hal tersebut.
Seiring waktu setelah itu, sang kekasih merasa kesakitan di bagian kewanitaannya. Hal itu pun ia sampaikan kepada pelaku, akan tetapi dia justru menghindar dari pertanggungjawaban atas perilakunya.
Berangkat dari situ, sang kekasih tersebut sudah tidak tahu lagi mau ke mana karena merasa ditinggalkan oleh pelaku, ia pun menceritakan kejadian itu kepada Hisnati Hunafa, pemilik akun Instagram yang menceritakan kronologi tersebut.
Namun beberapa waktu setelah mengunggah cerita itu, Hisnati justru membuat klarifikasi bahwa yang dia lakukan adalah murni atas dorongan pribadi dan kebenciannya kepada pelaku. Hal itu tentu kontradiksi dengan pernyataannya yang melampirkan beberapa tangkapan layar pesan WhatsApp sebagai bentuk pembuktian kebenaran.
Maka dari itu, setelah melihat hal kontradiktif tadi dan isu yang masih abu-abu, Kru Wawasan berinisiatif untuk menggali dan mencari tahu kebenaran dalam masalah ini. Kami mencoba menghubungi beberapa pihak, termasuk Hisnati, tetapi dia memilih untuk tidak bersuara lagi dalam masalah ini.
Meskipun begitu, kami tetap mencari beberapa kenalan yang dekat dengannya. Hingga akhirnya kami mendapatkan dua narasumber yang identitasnya ingin dirahasiakan, yaitu YF dan TS sebagai orang yang mengaku memiliki hubungan dekat dengan Hisnati.
Awal Mula Cerita Diunggah di Instagram
Berdasarkan keterangan dari YF, dalam sesi wawancara via WhatsApp ia menjelaskan, kejadian yang Hisnati unggah di akun Instagram miliknya itu sudah lama terjadi pada November 2023 lalu.
“Terkait kejadian ini, itu benar adanya, dan sebenarnya kejadian ini terjadi pada November 2023, dengan info bahwa kasus ini sebelum perempuan yang menjadi korban pelaku menceritakan kejadiannya ke saudari Hisna, sudah ada yang melaporkan ke gubernur dan salah satu anggota dari kekeluargaan terkait. Namun pada saat itu tidak ada tindakan. Dan saat itu saudari Hisna merupakan orang terdekat dari pelaku, dan pelaku pun mengakui apa yang dilakukannya,” terangnya kepada Wawasan, Kamis (2/5/2024) kemarin.
Menurut YF, setelah pelaku mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya, Hisnati pun ingin menutup kasus ini. Namun setelah beberapa bulan, tepatnya di akhir bulan Maret, Hisnati mendapatkan kabar bahwa pelaku ini kepergok jalan berdua di luar Kairo dengan perempuan. Di situlah Hisnati merasa emosi karena dia sudah berjanji untuk tidak mengulangi atau mendekati hal-hal demikian.
Lebih lanjut lagi, YF pun menambahkan bahwa selain karena emosi dengan tindakan pelaku, alasan lain Hisnati mengunggah cerita tersebut lantaran telah meminta beberapa tanggapan dan dukungan dari beberapa pihak, mulai dari korban maupun senior lembaga terkait. Sehingga hal itulah yang menjadi indikator alasan cerita tersebut ia berani unggah ke Instagram.
Di sisi lain, hal ini juga diamini oleh narasumber TS yang menyampaikan, ada salah satu senior lembaga terkait yang meminta hal tersebut untuk disampaikan ke khalayak umum sebagai pembelajaran bersama.
Kebenaran dan Tindak Persekusi di Balik Unggahan Klarifikasi
Terkait pernyataan klarifikasi yang diunggah oleh Hisnati beberapa waktu setelah kegaduhan menyeruak yang disebabkan oleh kronologi sebelumnya, YF pun menjelaskan bahwa akun Instagram Hisnati sempat membuat pernyataan klarifikasi sebanyak tiga kali, yaitu pada tanggal 6, 8, dan 10 April 2024.
Ada pun alasan dibuatnya klarifikasi tersebut menurut YF adalah karena banyaknya bentuk intimidasi dan desakan yang Hisnati terima dari berbagai pihak, seperti desakan untuk membuat klarifikasi demi menyelamatkan nama lembaga terkait, intimidasi pesan untuk bertanggung jawab atas kegaduhan tersebut, dikirimi pesan yang mengabarkan bahwa pelaku mau bunuh diri atas viralnya cerita itu, dan lain sebagainya.
Intimidasi dan desakan tersebut membuat Hisnati tertekan secara psikis, yang akhirnya mendorongnya untuk membuat klarifikasi yang justru malah membahayakan diri sendiri. Klarifikasi pertama dia buat atas permintaan salah seorang lembaga terkait guna menyelamatkan nama kekeluargaan.
YF terus bercerita, Hisnati membuat klarifikasi tersebut yang berisi permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi serta harapan agar netizen tenang dan tidak menyerang maupun menyalahkan lembaga terkait. Hisnati juga berharap dengan adanya klarifikasi itu, lembaga akan tetap mengusut kasus tersebut karena ada bukti yang sudah dia kirimkan. Namun hingga kini, belum ada kejelasan terkait kelanjutan kasusnya.
Tidak hanya itu, klarifikasi kedua menurut YF tidak dituliskan oleh Hisnati, melainkan pelakulah yang meminta bahkan mengunggah sendiri klarifikasi tersebut menggunakan akun Instagram Hisnati, atau dalam artian, akun Instagram miliknya diserahkan kepada pihak pelaku.
Kemudian klarifikasi ketiga Hisnati buat murni atas rasa bersalahnya terhadap pelaku karena dia mendapati pesan yang mengabarkan pelaku ingin bunuh diri, ada yang ingin menyerang pelaku, dan tekanan-tekanan lainnya. Padahal Hisnati mengunggah cerita tersebut dengan harapan menjadi pembelajaran bagi yang lain, bukan untuk menyalahkan pihak-pihak terkait.
Bukti ataukah Lembaga yang Tidak Kuat?
Ada pun menurut YF terkait sikap lembaga, YF sempat mendengar kalau lembaga kekeluargaan terkait memberi hukuman kepada pelaku untuk mendatangi perempuan salah satu korban dan menikahinya.
YF juga menyebutkan, awalnya Hisnati merasa kasus ini akan terus diurus oleh internal lembaga terkait, tapi sampai saat proses wawancara bersama Kru Wawasan ini dilakukan, ia belum melihat adanya tindak lanjut sama sekali.
Namun menurut YF, melihat keadaan lembaga terkait yang terlihat seperti tidak terjadi apa-apa, ia merasa kasus ini seolah dilupakan. Bahkan ia sempat mendapati pelaku liburan sana-sini melalui cerita WhatsApp-nya dan kabar-kabar yang beredar, seakan tidak merasa bersalah atas apa yang terjadi.
Padahal berdasarkan hasil komunikasinya bersama Hisnati, ia menjelaskan bahwa Hisnati telah memberikan bukti-bukti kuat berupa tangkapan layar foto-video yang bahkan beberapa di antaranya sangat vulgar, kepada pihak lembaga terkait.
“Untuk sikap lembaga, Saudari Hisna merasa kecewa dan stres karena beberapa orang yang punya jabatan di lembaga tersebut malah membencinya, bahkan terang-terangan menyatakan kebenciannya kepada saudari Hisna dengan up di media, dan banyak lagi dari lembaga tersebut yang menyalahkan Hisna, bukan malah benci ke cowok tersebut,” ujar YF.
Senada dengan itu, TS mengaku kecewa dengan sikap lembaga terkait. Kasus ini sudah menjadi konsumsi publik, harusnya lembaga terus terbuka kepada publik. Kalau nama baik yang dikhawatirkan, justru dengan bersikap tegas akan mengusut masalah ini sampai tuntas, bukankah akan mengangkat nama lembaga terkait, ‘kan?
Terkait tindak lanjut masalah ini, Kru Wawasan pun mencoba menghubungi beberapa pihak terkait dan yang berwenang dalam masalah ini. Namun, pihak lembaga kekeluargaan terkait tidak merespons sama sekali hingga artikel ini dirilis. Sedangkan pihak berwenang, seperti Komisi Peduli Interaksi (KPI) ataupun Dewan Keamanan dan Ketertiban Masisir (DKKM) PPMI Mesir, kami masih menunggu kepastian dari mereka.
Pesan dari Narasumber Anonim
Terakhir dalam sesi wawancara, YF mengungkapkan bahwa kasus tersebut tidak akan serumit ini jika berada di tangan lembaga yang benar. Dalam artian, jika pada saat lembaga mendengar ataupun mendapatkan laporan seperti ini, harusnya langsung diselidiki dan ditindak kasusnya. Jangan sampai orang yang melapor merasa kecewa karena kasusnya tidak ditindaklanjuti, dan akhirnya memilih untuk melanjutkan kasus ini ke media sosial.
Selain itu, ia juga menambahkan, “Apa yang saudari Hisna lakukan itu bukan menyebar aib orang lain, karena apa yang di-up Hisna tidak ada satu pun nama yang disebut, tidak ada lembaga yang disebut. Dan bukan juga fitnah, karena laki-laki ini pun mengakui kesalahannya kepada saudari Hisna.”
Di sisi lain, TS juga mengamini semua yang disampaikan YF. Ia lagi-lagi mengungkapkan rasa sangat kecewanya terhadap semua oknum yang menyudutkan Hisnati dalam masalah ini, sampai menusuk psikis dan mentalnya. Dari yang awalnya mendukung Hisnati untuk speak up, hingga akhirnya justru menjadikannya kambing hitam.
TS juga menegaskan perlu adanya tindak lanjut oleh pihak-pihak yang mempunyai wewenang dalam masalah ini. Kalau bukti yang jelas masih dianggap kurang kuat, bukti seperti apa lagi yang dibutuhkan? Bukankah pernyataan dari beberapa saksi saja sudah bisa dijadikan bukti, atau setidaknya landasan untuk menginterogasi pelaku.
Berangkat dari semua itu, ternyata permasalah tersebut begitu pelik. Akankah bukti yang sampai menunjukkan bagian-bagian tak senonoh itu masih kurang kuat? Akankah pihak pelaku benar-benar merasa bersalah, atau malah sebaliknya? Dan apakah pihak lembaga benar-benar mengusut masalah ini, atau hanya sekadar menerima laporan sebagai formalitas saja, atau justru melindungi pelaku?
Reporter: Akmal Sulaeman
Editor: Defri Cahyo