Penulis: Mushawwir Rahman | Editor: Akmal Sulaeman
Bertahun-tahun, segala usaha telah dilakukan oleh Zionis untuk menguasai tanah Palestina. Akan tetapi, sampai saat ini Palestina masih tetap bertahan. Hingga akhirnya, para pejuang Palestina pun mulai menampakkan taringnya pada dunia. Mereka melancarkan serangan mematikan (Taufan Al-Aqsha) pada Sabtu 7 Oktober, dan membuat para Zionis tak berdaya, sekaligus menjadi tonggak awal kemenangan negara Palestina.
Sebenarnya, para pejuang Palestina telah memenangkan perang ini. Akan tetapi hasilnya tetap nihil, para Zionis ini ternyata tak sendiri. Mereka memiliki banyak sekutu, dan bersama, mereka melakukan serangan balasan.
Kini, para pejuang Palestina itu tengah berusaha bertahan dan merebut kembali tanah air mereka, dengan mengupayakan seluruh kemampuan yang ada. Pertanyaannya yang muncul selanjutnya adalah mungkinkah Palestina akan menang? Apakah bisa? Tentu!
Gerbang Awal Kemenangan Palestina
Salah satu divisi perang dari Zionis Israel adalah Divisi Gaza yang berjumlah sekitar 4.000 orang dengan kemampuan intelijen khusus. Mereka telah diberikan pelatihan intens selama beberapa tahun. Sejak awal, divisi ini sudah dipersiapkan untuk melakukan serangan besar-besaran ke Gaza/Palestina.
Namun di sisi lain, Hamas yang merupakan pembela Palestina mendapat bocoran informasi dari mata-mata mereka, terkait penyerangan yang akan Zionis (Divisi Gaza) lakukan dalam waktu dekat. Maka dengan segera para pejuang ini mengatur strategi, sehingga mereka pun mengambil langkah awal dengan merebut beberapa wilayah yang dikuasai oleh Zionis dan menghancurkan divisi Gaza pada 7 Oktober 2023.
Penyerangan ini bernama Taufan al-Aqsha (angin kemarahan dari rakyat Palestina), dengan menghancurkan Divisi Gaza sebagai tujuan utama dan menjadi tonggak awal kemenangan negara Palestina. Penyerangan ini juga berhasil menarik perhatian media, sehingga disorot beberapa kali.
Selama ini, kebiasaan dan standar kemenangan Zionis adalah memulai serangan pertama (kejutan) ke para pejuang Palestina, dan menargetkan para petingginya. Namun kali ini para pejuang telah bergerak beberapa langkah ke depan dalam mengantisipasi hal tersebut. Tidak heran para petinggi Palestina saat ini tidak berada di rumah mereka, sebagai upaya untuk menjauhkan mereka dari serangan kejutan maupun balasan dari Zionis.
Perlu diketahui, penyerangan kali ini bukanlah serangan tanpa pertimbangan. Melainkan telah melalui persiapan yang matang. Mereka memanfaatkan jalur bawah tanah, paralayang, dan berbagai cara lainnya yang tak terpikirkan oleh Zionis. Hal tersebut juga bertujuan untuk menyadarkan dunia bahwa selama ini kita telah termakan oleh doktrin, tentang teknologi dan sistem keamanan canggih tidak bercelah milik Zionis.
Israel dan Ketakutannya
Saat ini sudah lebih dari 5.000 orang Tentara Zionis tewas, yang mana Media Barat menggunakan propaganda untuk menutupi aib besar Israel ini. Muhammad Husein, seorang jurnalis sekaligus aktivis kemanusian yang saat ini berada di Gaza/Palestina, mengungkap kegemaran Zionis dalam memalsukan data, serta memutarbalikkan fakta.
Pernyataan tersebut dapat disaksikan pada berita 20 Oktober 2023 lalu, terdapat sebuah foto dan diklaim oleh Otoritas Zionis dan Media Barat sebagai tenda yang didirikan untuk pengungsi Zionis di Eilat, hal tersebut bertujuan untuk mengelabui opini publik dan menarik simpati dunia. Namun setelah ditelusuri, itu hanya foto kamp Tentara Zionis Israel.
Senada dengan itu, akun Instagram Police Department Of Army juga mengatakan, “Semua informasi yang beredar di Internet itu 50% hasil karya intelijen untuk menciptakan standar ganda.” Ini bisa dilihat saat Zionis berusaha untuk memutuskan akses internet, juga menargetkan para jurnalis untuk menutup kebenaran yang ada. Mereka menggunakan segala cara dalam menutupi kerugian dan kehancuran mereka akibat serangan Pejuang Palestina.
Dari kejadian itu, menjadi indikasi dari sifat rapuh, lemah dan pengecut dari para Zionis. Pada akun Instagram Gen Saladin, saat Zionis memutus jaringan internet dan listrik di Gaza pada Jumat 27 Oktober 2023. Salah satu pejuang mengatakan bahwa ia melihat seorang rekan pejuang yang berhasil menghancurkan tiga kendaraan berat musuh. Membuat para Zionis terluka dan kabur seakan-akan mereka melihat sebuah batalion.
Tidak perlu heran, sebab sifat pengecut ini memang sudah mengakar kuat pada Zionis. Bayangkan saja, mereka yang begitu takut dengan kematian, dihadapkan dengan pejuang Palestina yang mencari syahid. Bagaimana mungkin mereka dapat bertahan tanpa bantuan para sekutu?!
Pun Al-Quran sedari dulu telah menyinggung sifat pengecut yang melekat erat pada para Zionis. Yaitu, ketika mereka disuruh masuk ke Palestina, sebab tidak ada yang mau menerima mereka yang suka membuat masalah, kecuali penduduk Palestina. Namun mereka takut, bahkan mereka menyuruh nabi Musa dan Tuhannya untuk memerangi penduduk asli Palestina.
Masa Depan Palestina
Sungguh ini adalah kenyataan, jauh sebelum jatuhnya Turki Ustmani, terbentuknya negara Israel, dan sekarang Taufan al-Aqsha. Mereka selalu mencoba menguasai Palestina, tetapi tak pernah sepenuhnya membuahkan hasil. Alasan yang paling kuat dan logis, para pejuang Palestina akan selalu membela agama, bangsa dan tanah airnya, juga berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadis.
Dari Abu Umamah berkata: “Rasulullah Saw. bersabda: Akan ada sekelompok umatku yang memegang teguh agamanya mengalahkan musuh-musuh mereka, orang yang menentang mereka tidak akan membahayakan untuk mereka, hingga datang kehendak Allah dan mereka sama sekali tidak berubah, mereka berkata: Di mana mereka Ya Rasulallah. Beliau menjawab: Di Baitul Maqdis dan sekitarnya,” (HR. Ahmad).
Hingga saat ini, terbukti para Zionis sedang kebingungan dan frustrasi. Belum lagi di antara mereka tengah terjadi konflik internal. Mulai dari demo besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakatnya, kerugian besar, beberapa petinggi angkatan udara dan darat menarik diri dari kemiliteran. Selain itu, berbagai kecaman dari negara lain pun semakin bertambah. Sehingga sekarang, Israel hanya dapat mengandalkan sekutunya.
Mereka pun memusatkan serangannya pada sektor udara, dan sungguh tragis, para Zionis memblokade jalur Gaza yang menyebabkan krisis kemanusiaan. Mereka melakukan aksi penyerangan yang sampai saat ini semakin parah. Mereka juga melakukan pengeboman terhadap penduduk sipil, rumah sakit, bank, sekolah dan tempat umum. Alasannya jelas, agar mereka dapat menguasai Palestina segera dan secepatnya.
Meski begitu, para pejuang Palestina tidak akan gentar, bagaimanapun para Zionis melakukan serangan membabi-buta, para pejuang akan terus melakukan perlawanan dan mempersiapkan langkah selanjutnya. Karena mereka yakin akan menang dan berpegang teguh pada firman Allah Swt. Hal ini juga yang menjadi rahasia kekuatan dan semangat dari para Pejuang Palestina.
Kini beberapa negara Timur Tengah sudah memberikan bantuan secara terang-terangan. Dalam hal ini, Hizbullah khususnya telah mempublikasikan video berjudul, “Di Jalan Menuju Yerusalem,” berisi ancaman terhadap Israel. Selain itu, Hizbullah dan Iran juga telah mengeluarkan Pernyataan bahwa mereka memberi Amerika & Israel waktu hingga Fajar pada hari Jumat 3 oktober 2023, untuk mengakhiri Perang atau terlibat dalam Perang langsung dan terbuka dengan seluruh poros pejuang (Palestina, Irak-Suriah, Lebanon, Iran).
Dari banyak hal yang terjadi, satu hal yang pasti, ‘Palestina akan menang’. Entah dalam waktu dekat ini akan ada rekonsiliasi dari PBB sebelum perang akhir selanjutnya tiba, ataupun perang saat ini akan menjadi akhir dari rentetan kekejaman Zionis Israel.
Sungguh telah terjadi apa yang telah dikabarkan Nabi Saw. kepada kita. Hingga akhirnya di tanah Ashqelon yang sebelumnya diserang oleh pejuang Palestina pada Taufan al-Aqsha lalu juga akan terjadi peperangan dan tentunya sekali lagi kemenangan akan berada di tangan Palestina. Melalui spoiler dari Nabi, jatuhlah kita pada kesimpulan, bagaimanapun hasil dan berapapun korban jiwanya, pada akhirnya Palestina akan tetap menang. Akan tetapi di pihak manakah kita berdiri?