Wisuda Sarjana PPMI Mesir (Gambar: dok. Wawasan) |
Wawasan, Kairo—Muadz Nasith Ridha, ketua panitia Wisuda Sarjana Persatuan Pelajar Mahasisiwa Indonesia (PPMI) Mesir mengakui bahwa agenda yang
dilaksanakan pada hari Senin (1/11) tersebut bukanlah acara yang diadakan oleh
Al-Azhar pun bukan acara yang wajib diikuti oleh mahasiswa yang telah
dinyatakan lulus di Universitas Al-Azhar Kairo.
“Dalam artian tanpa diwisuda di sini pun mereka
statusnya sudah lulus dari Azhar,” ungkapnya dalam sesi wawancara bersama kru
Wawasan.
Ia pun menjelaskan bahwa setiap peserta diwajibkan
mengeluarkan biaya sebesar 825 le per orangnya. Karena tidak adanya paksaan
untuk menghadiri acara tersebut, maka menurutnya kebanyakan wisudawan tidak
hadir dengan alasan-alasan yang lebih pribadi seperti sudah pulang ke Indonesia
terlebih dahulu, atau bahkan tidak tertarik untuk datang, dan beberapa juga
hanya ingin memperoleh atribut wisuda tanpa menghadiri acara tersebut.
Namun meskipun tidak wajib, ia melihat wisuda ini
tergolong penting karena merupakan takrim (red-penghormatan atas
perjuangan) untuk para mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan
pendidikannya.
Acara yang dihadiri 378 wisudawan dengan spesifikasi
209 putra dan 169 putri ini diadakan di Al-Azhar Conference Center (ACC). Turut
hadir Presiden PPMI, Ahsan Ulil Albab Lc, juga sebagai wisudawan dalam acara
tersebut.
Presiden PPMI Mesir (Gambar: dok. Wawasan) |
Bagi Ahsan sendiri ajang wisuda ini merupakan sebuah
prestasi karena tidak hanya mencakup mahasiswa Indonesia saja. Acara takrim ini
juga diikuti oleh mahasiswa dari mancanegara yakni; 1 mahasiswa Afghanistan, 2
mahasiswa India, 1 mahasiswa Singapura, dan 29 mahasiswa Malaysia. (Mugni)