Penulis: Azhar Syauqy | Editor: Akmal Sulaeman
Tidak perlu menjadi kaum muslimin untuk sepakat bahwa penderitaan saudara-saudara kita di Gaza, Palestina sangat menyayat hati. Dan bagaikan orang yang telah terbiasa dengan luka, hati kita sudah lelah diiris-iris oleh berita kebengisan Israel kepada warga Palestina, tak peduli orang tua sepuh, anak muda, anak bayi, juga wanita, semua menjadi objek keganasan mereka.
Jujur saja, penulis sendiri pun sangat bengah oleh berita-berita tersebut. Hei, siapa yang sanggup sehari-hari melihat vidio anak kecil tak berdosa ditembak, dibom, dihabisi berseliweran di tiktok, instagram, atau youtube. Entahlah, dengan puasnya mereka meroket penduduk tak bersenjata saat berduyun-duyun mengerubungi truk pengangkut makanan. Harapan untuk hidup hari itu langsung dimusnahkan saat itu juga oleh mereka. Betapa bejadnya.
Berita-berita itu terus memaksa kita menyerah dan kehilangan harapan untuk kemenangan Palestina. Memaksa kita berhenti memberikan bantuan-bantuan, boikot produk Israel, dan membuat kita berhenti berdoa untuk kemenangan Palestina.
Hingga harapan itu kembali tiba di hati-hati kaum muslimin, dan seharusnya memang terus seperti itu. Keyakinan bahwa pertolongan Allah Swt. pasti akan tiba tepat waktu. Ialah Ramadan. Ramadan datang dengan janji-janji keberkahan di dalamnya, Ramadan datang dengan janji-janji pengabulan doa di dalamnya, Ramadan datang dengan kemenangan kaum muslimin di dalamnya.
Coba kita ingat-ingat lagi tentang catatan sejarah kemenangan kaum muslimin di bulan Ramadan. Bukankah perang Badar, di mana 300 pasukan muslim mampu menang melawan 1000 pasukan kafir Quraisy terjadi di bulan mulia ini? Atau ingatkah kita bahwa 17 Agustus 1945 sebagai deklarasi kemerdekaan Indonesia kala itu juga bertepatan di bulan Ramadan? Jika lupa, mari kita ingat-ingat lagi melalui tulisan ini.
- Perang Badar Al-Kubra
Perang Badar adalah perang terbesar pertama yang dialami umat Islam. Saat itu, pasukan muslimin di Madinah yang berjumlah 313-317 orang di bawah pimpinan Rasulullah Saw. bertempur melawan kaum musyrikin Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1000 orang. Apakah adil? Jelas ini sangat timpang. Dengan ukuran 1:3, yang mana berarti jika ingin menang seorang dari kaum muslimin setidaknya harus mengalahkan 3 orang musuh. Di mana kala itu kaum muslimin belum sebanyak sekarang. Jika kaum muslimin kalah di perang badar, maka akan banyak petinggi Islam yang gugur sehingga penyebaran Islam akan berulang dari awal lagi. Kisah lengkap perang badar bisa kita rujuk ke kitab sejarah Islam seperti Al-Rahiq Al-Makhtum Sirah Nabawiyah karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri.
Yang jelas bahwa dengan pertolongan Allah Swt. perang yang sangat dilema tersebut bisa dimenangkan oleh keberanian kaum muslimin, juga dengan bantuan pasukan malaikat utusan Allah Swt. berkat doa Rasulullah Saw. Perang yang monumental ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 Hijriah, dan kisah ini diabadikan dalam QS. Ali Imran ayat 123
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٢٣
Artinya: “Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.”
- Fathu Makkah
Selain Perang Badar sebagai kemenangan terbesar pertama kaum muslimin, kita tentu tidak akan lupa dengan peristiwa Fathu Makkah, atau penaklukan kota Makkah. Ini menjadi catatan kemenangan dan puncak kejayaan Islam. Peristiwa Fathu Makkah adalah momen penting karena menjadi titik balik perjuangan kaum muslimin yang saat itu selalu mendapat ancaman dari kaum kafir Quraisy.
Adapun kisah monumental ini terjadi setelah kaum Quraisy melanggar perjanjian damai Hudaibiyah, yang mana ketika Rasulullah mendengar ada penyerangan dilakukan oleh kaum kafir, maka Rasulullah menyeru pasukannya mengepung Makkah dari empat penjuru mata angin. Dan tentu saja, perang itu dengan mudah dimenangkan kaum muslimin atas kuasa Allah Swt.
Fathu Makkah ini menjadi masa-masa akhir dakwah Rasulullah Saw. dimana ketika itu kaum Quraisy yang selalu menentang dakwah Rasulullah kini berbondong-bondong masuk ke agama Allah Swt. Kisah itu diabadikan dalam QS. An-Nashr: 1-3.
Sebagaimana perang badar, kemenangan ini terjadi pada bulan Ramadan, tepatnya hari Jumat, 20 dan 21 Ramadan di tahun ke-8 Hijriah.
- Perang Qadisiyyah
Jika dua perang di atas terjadi di masa kenabian Nabi Muhammad Saw., maka perang Qadisiyyah ini terjadi pada masa Kekhalifahan Rasyidun. Perang ini sangat penting bagi umat Islam, sebab inilah ekspansi pertama khulafa rasyidin atas wilayah Persia untuk menyebarkan Islam di wilayah tersebut. Ekspansi tersebut terbilang alot, sebab dimulai di jaman kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, dan baru takluk di jaman khalifah Umar bin Khattab RA, di bawah pimpinan perang Sa’ad bin Abi Waqqash RA yang saat itu harus melawan pasukan Persia di bawah kekaisaran Sasaniyah. Perang besar ini juga dimenangkan pada bulan Ramadan tahun 15 Hijriyah.
- Penaklukan Andalusia yang Fenomenal
Familiar di telinga kita, bahwa Islam pernah mengalami masa jaya di daratan Eropa sana. Menjadi ekspansi terbesar umat Islam, di mana capaian gemilang tersebut terjadi pada masa Dinasti Bani Umayyah. Ide tentang penaklukan Andalusia sebenarnya telah lama berkumandang dalam pemerintahan Islam, akan tetapi baru takluk di bawah komando Jendral Taric el Tuerto (sang mata satu), yang kita kenal sebagai Thariq bin Ziyad RA. Panglima hebat itu bisa menundukkan wilayah Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar, dan sekitarnya) pada bulan Ramadan tahun 92 Hijriyah.
- Pertempuran Hittin
Kita tentu tahu kisah panjang perebutan Yerussalem oleh kaum muslimin dan pasukan perang salib. Jika membaca sejarahnya, kota suci Yerussalem bolak-balik dari kepemimpinan Islam kembali lagi direbut umat Kristiani, dan begitu seterusnya. Namun, tak kalah heroik dari pertempuran panjang tersebut, adalah kemenangan besar umat Islam di bawah panglima perang Saladin, atau lebih kita kenal dengan Salahuddin Al-Ayyubi melawan tentara Salib. Di mana itulah kedua kalinya Islam berkuasa di daerah Yerussalem dan sekitarnya—adapun pembebasan pertama Palestina terjadi di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Meski selanjutnya kembali direbut, akan tetapi perang bersejarah ini mencatat Islam pernah berjaya di Palestina, dan Pertempuran Hittin tersebut terjadi pada pertengahan bulan Ramadan 584 H.
- Perang ‘Ain Jalut
Pernah dengar soal perang ini? Perang ini terjadi pada bulan Ramadan 685 H. Dalam peperangan tersebut, pasukan Islam yang dipimpin oleh Sultan Qutuz berhasil membuat tunduk pasukan Tatar yang terkenal beringas dan belum pernah kalah satu kali pun di semua daratan Asia. Pada 15 Ramadan 658 H tersebut, kaum muslimin bangkit melakukan perlawanan kepada bangsa Mongol yang berhasil menguasai Palestina, pasukan Sultan Qutuz dari Dinasti Mamluk, Mesir bertemu pasukan Mongol di ‘Ain Jalut dan berhasil memenangkan perang tersebut di sana.
- Perang Sitta Oktober atau Perang Ramadan
Islam tercatat dua kali merebut Palestina dari tangan penjajah pada bulan Ramadan. Jika masih belum yakin tentang bulan kemenangan ini, mari kita lihat kemenangan muslimin atas orang kafir Yahudi dalam Perang Yom Kippur.
Perang Yom Kippur yang bahkan dikenal sebagai Perang Ramadan—karena fasenya terjadi sepanjang bulan Ramadan—adalah kemenangan telak atas Kaum Israel dalam perebutan semenanjung Sinai. Mesir telah mengatur serangan tersebut pada hari kebesaran Yahudi (Yom Kippur) yang mana sebagian besar tentara mereka sedang cuti, juga ditambah semangat Ramadan bagi kaum muslimin. Maka bisa dipastikan perang yang berlangsung 6 hingga 24 Oktober tersebut menjadi milik umat Islam. Peristiwa bersejarah itu masih terus dikenang hingga sekarang di Mesir.
- Kemenangan Gaza, Palestina atas Israel?
Penulis sesungguhnya sangat berharap kemenangan gemilang Palestina atas Isra-hell yang telah menjajah Palestina sejak 1948 M lalu (atau kita kenal dengan peristiwa Nakbah) bisa termasuk dalam catatan sejarah kemenangan umat Islam di bulan Ramadan. Entah Ramadan 1445 H tahun ini, ataukah Ramadan tahun depan, atau bahkan antara dua Ramadan tersebut.
Masih banyak lagi, bukti kemenangan yang sangat fenomenal terjadi di bulan kemenangan ini. Sebut saja kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 M, yang bertepatan dengan hari Jumat, 9 Ramadan 1364 H, yang membuat kita sebagai warga Indonesia bisa hidup damai tanpa penjajahan. Dari catatan-catatan gemilang tersebut, maka sudah seharusnya Israel si penjajah gentar terhadap kekuatan kaum muslimin di bulan Ramadan. Bahkan saking takutnya, Menteri Warisan Israel menyerukan untuk menghapus bulan Ramadan dan juga mereka meminta gencatan senjata selama bulan suci ini.
Melalui tulisan sederhana ini, penulis hanya ingin berpesan bahwa di bulan kemenangan ini, di bulan penuh pengabulan doa ini, mari kita kembali melawan, mari kita terus-menerus menyisihkan tadahan tangan kita untuk mendoakan kemenangan dan keselamatan bagi warga Palestina dan seluruh mujahidin di sana. Maulana Syekh Ibrahim Hudhud dalam seruannya di malam kedua Ramadan 1445 mengatakan, “Ini bukan soal tentang seberapa banyak tentara musuh, dan seberapa jauh persiapan mereka menghabisi umat Islam Palestina, tapi seberapa banyak kita menyumbangkan pedang-pedang tak terlihat kaum muslimin dalam bentuk doa untuk mujahidin di sana. Doa adalah senjata umat Islam.”
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ وَالمُجَاهِدِيْنَ وَالمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فَلَسْطِيْنْ وَفِي غَزَاء وَفِي كُلِّ مَكَان اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن آمِيْن يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ
“Ya Allah, jayakanlah Islam dan kaum muslimin. Ya Allah, berikan kemenangan kepada saudara-saudara muslim kami, kaum mujahidin, dan kaum tertindas di Palestina, di Gaza, dan di manapun mereka berada. Ya Allah, hancurkan orang-orang kafir dan musyrik, dan hancurkan musuh-musuh-Mu musuh-musuh agama-Mu. Terimalah doa kami, Maha Pengabul doa-doa orang yang berdoa”.