MasisirOpini

Leiden is Lijden dan Beberapa Aspirasi Lainnya untuk Paslon Tunggal


Sumber: https://lh3.googleusercontent.com/yuuikFd5nWt6a8X8ajTu540JzpZJB6BaaNhsrmKJvIw76ZxsgcBpU7v9nSZty55522IW=s132

Oleh: Mufas al-Maqdisi

Salah seorang senior memosting poster Dialog Aspirasi di grup Kekeluargaan pada hari Sabtu, 14 Maret 2020. Saya bersyukur dan berniat datang dengan beberapa alasan. Pertama, dua hari sebelumnya, saya dan kebanyakan Masisir lebih banyak rebahan beraktifitas di rumah karena cuaca buruk. Kedua, tempat pelaksanaannya di Baruga KKS, sehingga saya tidak terlalu malu atau sungkan. Ketiga, saya ingin menyimak aspirasi dari perwakilan organisasi dan tokoh senior Masisir.

Dialog yang rencananya dilaksanakan Ahad, 15 Maret itu pun ditangguhkan pelaksanaannya. Pemberlakuan social distancing selama 14 hari dari Pemerintah Mesir dan imbauan resmi al-Azhar al-Syarif terkait perkembangan Covid-19 di Mesir, menjadi alasan mendasar lahirnya kebijakan dan kebijaksanaan dari Panitia Pemilu Raya (PPR) untuk menangguhkan kegiatan. Pelaksanaan Dialog Aspirasi bisa saja ditangguhkan, tetapi aspirasi punya banyak cara untuk disampaikan, melalui tulisan, misalnya.

Berkenaan dengan Dialog Aspirasi, ingatan saya kembali pada Maret 2019 lalu. Sebuah forum dialog mempertemukan Pasangan Calon (Paslon) Arief-Babas dan Kamal-Apip, serta perwakilan kekeluargaan dan organisasi se-Masisir. Ketika itu, ketua Senat Mahasiswa Ushuluddin (Semafu), Rifki, juga hadir dan memberikan aspirasinya untuk kedua Paslon. Pada tahun ini, Rifki mendampingi Farhan maju menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden PPMI. Ini artinya, Farhan-Rifki kini menjadi penampung aspirasi Masisir.

Sebelum membahas aspirasi Rifki, baiknya kita memulai dengan penjelasan ketua MPA dan ketua BPA PPMI periode lalu. Ketua MPA menjelaskan tentang Student Government System (SGS) dan struktur keorganisasian intra Masisir. Ketua BPA memberikan gambaran tentang 11 Peraturan Perundang-undangan PPMI. Keduanya pun dengan bangga mengatakan bahwa PPMI Mesir merupakan rujukan bagi beberapa Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), karena memiliki SGS dan Peraturan Perundang-undangan yang hampir komprehensif. Hal ini pun mendapat tepuk tangan para hadirin. Namun, apakah dengan menjadi rujukan bagi beberapa PPI cukup untuk menjadikan PPMI berbangga?

Aspirasi saya yang pertama untuk calon tunggal Farhan-Rifki, juga kepada MPA dan BPA sebagai legislatif adalah mengampanyekan SGS dan Peraturan Perundang-undangan PPMI kepada ribuan Masisir. Serius, saya tidak sedang bercanda. Apa artinya PPI luar mengetahui bahwa PPMI Mesir punya ini dan itu, tetapi Masisir tidak mengetahuinya. Jika hal ini sulit, cara lainnya yaitu mengampanyekannya kepada perwakilan organisasi sebagaimana yang dilakukan periode-periode sebelumnya.

Namun, diperlukan perubahan sistematika penjelasan SGS dan Perundang-undangan ini. Alasannya sederhana, setelah mengadakan rapat dan membuka forum dari tahun ke tahun, ada berapa jumlah perwakilan organisasi yang memahami dua hal ini? Tugas legislatif dan eksekutif dalam hal ini MPA, BPA, dan DP PPMI Mesir tidak hanya sebatas menyampaikan, pemahaman dari perwakilan organisasi yang juga sebagai anggota BPA adalah hal utama. Bisa jadi, kurangnya pemahaman tentang SGS dan Peraturan Perundang-undangan ini, menjadi sebab tidak maksimalnya aktualisasi SGS dan kurangnya sinergitas Badan Otonom (BO) dan Organisasi Khusus (OK) dengan DP PPMI.

Kemudian, mari kita membahas aspirasi dari Rifki, Calon Wakil Presiden PPMI kepada dua Paslon periode 2019-2020 lalu. Inti dari aspirasi yang disampaikannya setahun silam adalah harapannya agar PPMI menjadi organisasi induk yang strategis, menjadi harapan bangsa di masa depan, sebagaimana yang dilakukan oleh alm. Bapak Prof. Ing. B. J. Habibie ketika menjadi ketua PPI Aachen.

Sembari memberikan apresiasi kepada seluruh anggota kabinet PPMI 2019-2020, Masisir dan khususnya Rifki bisa memberi penilaian apakah aspirasi Rifki yang disuarakannya tahun lalu statusnya telah terealisasi, on progress, atau belum. Jika telah terealisasi, maka tugas DP PPMI yang baru adalah mempertahankannya. Jika statusnya on progress, maka yang harus dilakukan adalah evaluasi dan pengembangan. Dan bagaimana jika aspirasi tersebut belum ditindaklanjuti sama sekali?
Ini artinya, aspirasi yang telah disuarakan setahun lalu akan diperjuangkan oleh pemilik aspirasi itu sendiri, dengan catatan paslon Farhan-Rifki menang melawan kertas kosong pada Pemilu Raya nanti. Aktualisasinya akan lebih mudah, karena yang paling memahami suatu gagasan dan implementasinya tentu adalah pemiliknya. Dan jika aspirasi ini terwujud suatu hari nanti, semoga suara-suara bernada kritik yang dialamatkan kepada PPMI perlahan berkurang. Ini tidak berarti  menafikan bahwa kritik itu diperlukan.

Saya menyadari bahwa gagasan yang dikemukakan Rifki tahun lalu adalah proses panjang. Jika baru mau digalakkan, hasilnya baru bisa terlihat beberapa tahun yang akan datang. Keberhasilannya juga tergantung bagaimana PPMI berinteraksi dengan permasalahan internal dan kemasisiran di depan mata yang kian kompleks.

‘Ala kulli hal, berdasarkan pemaparan di atas, aspirasi saya selanjutnya adalah setiap perkataan yang diucapkan oleh seseorang, khususnya calon pemimpin, dinantikan aktualisasi dan pertanggungjawabannya. Paslon Farhan-Rifki memantapkan hati maju pada Pemilu Raya PPMI Mesir tentu bukan tanpa persiapan. Keduanya telah membentuk dan menyusun ide, gagasan, rancangan program, serta telah berkeliling ke berbagai kalangan menyerap aspirasi.

Namun, betapa banyak orang yang bangga pada ide dan gagasannya, tetapi sedikit yang setia mewujudkannya. Retorika indah dan gagasan bagus tiada artinya tanpa implementasi nyata. Bukankah Allah dalam salah satu firman-Nya mencela orang yang hanya pandai berkata tanpa berbuat?

Leiden is lijden. Memimpin adalah menderita. Demikian Mohammad Roem mengutip pepatah Belanda dalam karangannya berjudul “Haji Agus Salim, Memimpin adalah Menderita”. Hal ini juga berlaku di kepemimpinan PPMI tentunya. Lalu bagaimana menghadapi atau setidaknya mengurangi penderitaan itu? Sedikit jawaban sekaligus menjadi aspirasi terakhir, Saya mengutip kalam Imam al-Gazali, “Hendaklah semua perkataan dan perbuatan itu semata-mata hanya untuk Allah. Hati tidak merasa bahagia ketika dipuji, serta tidak merasa sakit ketika dihina”. Panjang umur untuk niat, cita-cita, dan perjuangan. Semoga pemimpin terpilih menerima amanat kepemimpinan ini sebagai sesuatu yang sakral dan suci.

Artikel Terkait