Uncategorized

Battik-battik Kepulauan Selayar

Oleh: Nural Muhyida
       Manusia
terlahir dianugerahi panca indra juga beragam keahlian, pada manusia terdapat
seonggok daging, sebut saja ia adalah hati, hati dapat tergerak apabila ada
suara-suara yang bisa berupa nyanyian dalam lubuk hati paling dalam. Seringkali
kita dapati bayi akan tertidur atau berhenti menangis bilamana mendengar suara
dan nyanyian yang merdu, juga seperti halnya unta binatang yang begitu
terpengaruh ketika mendengar nyanyian pengendaranya maka beban yang berat akan
terasa ringan baginya. Hal ini menunjukkan bahwa nyanyian atau suara-suara
merdu berperan dan berpengaruh besar pada hati serta pikiran sehingga tidak
salah jika burung pun bisa betah bertengger di atas kepala nabi Daud As. untuk
mendengarkan nyanyian beliau. 
       Terlepas
dari permasalahan dan perbedaan pendapat di kalangan para Ulama mengenai boleh
atau dilarangnya mendengar dan memainkan alat musik, maka tidak dapat dihukumi
dengan sekenanya saja atau dikatakan  itu
hukumnya halal atau haram, karena keduanya sama-sama memiliki dalil yang tegas
dan kuat. Oleh karena itu sebagai manusia yang dianugerahi akal, maka di
sinilah peran akal seharusnya digunakan. Kegitan menyanyi atau memainkan alat
musik terkait boleh atau tidaknya tergantung pada diri kita memaknainya
bagaimana, juga pada dampak dan tujuan hal itu dilakukan.
       Berbincang
mengenai seni musik dan yang berkenaan dengan itu terdapat beragam seni musik
yang unik di berbagai daerah di Indonesia salah satunya seni musik Battik-battik
(musik tradisional) di daerah Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan Indonesia. Battik-battik
menurut buku kebudayaan Kepulauan Selayar adalah nama sejenis irama musik
gambus yang tumbuh dan berkembang serta sangat digemari oleh masyarakat di Kabupaten
Kepulauan Selayar. Permainan ini diberi nama Battik-battik kerena cara
memetik gambus sama dengan cara membersihkan kapas yang akan dipintal dengan
menggunakan alat yang diberi nama serupa dengan itu. Dan kesenian Battik-battik
ini muncul pada tahun 1950, ketika itu kesenian ini dibawa oleh pelaut yang
singgah di pantai Kepulauan Selayar.
      Dilansir
dari media informasi Tribun Selayar.com, bahwasanya dewasa ini pada
kenyataannya  tidak lepas dari peran
besar kegiatan kesenian. Tumbuh kembangnya sangat dipengaruhi oleh kemajuan,
keunikan dan nilai seninya. Hal ini terbukti ketika seni musik Battik-battik
Kabupaten Kepulauan Selayar sukses tampil di tiga kota besar di Belgia yaitu di
kota Brussels, Oudenburg, dan Ghent dalam ajang Festival Kesenian Europalia
pada tanggal 30 November tahun 2017 . di tahun itu juga Indonesia yang menjadi guest
country
  adalah festival ke-26
terhitung sejak tahun 1969 dan merupakan keempat kalinya untuk negara di Asia.
Penampilan ini ditampilkan sebagai salah satu perwakilan kesenian tradisional
unik yang mewakili Indoesia.  Menurut
Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata, Sri Nurmaningsih mengatakan bahwa hal ini
merupakan kebanggan dan kesyukuran bagi semua masyarakat Kepulauan Selayar
karena antraksi seni Battik-battik salah satu kebudayaan yang telah
dikenal di luar negeri.
       Battik-battik
merupakan kesenian tradisional dalam bentuk pantun berbalas antara laki-laki
dan perempuan secara spontanitas yang diiringi musik rebana dan gambus khas
Kepulauan Selayar. Para pemain musik ini terutama wanitanya selalu menggunakan
baju adat yaitu baju bodo atau baju la’bu dan lipa’ sabbe
demikian juga dengan laki-lakinya menggunakan pakaian adat. Kesenian ini sering
diadakan pada acara-acara besar di Kepulauan Selayar seperti acara pernikahan,
atau pagelaran seni budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah. Ada  yang unik dari kesenian Battik-battik
ini, keunikannya terlihat dari alat musik gambusnya. Di ujung alat musik ini
terdapat cermin yang dulu digunakan untuk melihat lawan jenis, karena waktu itu
bertatap muka secara langsung dianggap tabu. Jadilah kini setiap pembuatan
gambus terdapat cermin di ujungnya. Battik-battik memiliki ciri khas
tersendiri yang nyaris tidak memiliki kesamaan dengan daerah lain, sehingga
memberikan warna tersendiri bagi seni dan budaya Indonesia dalam kesatuan
Bhinneka Tunggal Ika.
       Adapun
nilai kesenian yang terkandung dalam Battik-battik ini sangat tinggi,
sebab lirik yang dinyanyikan tercipta begitu saja seiring nada yang mengalir
dari suara rebana dan gambus yang mengiringinya. Sehingga menurut masyarakat
Kepulauan Selayar di sinilah letak keunikan dari musik ini. Jika dilihat dari
makna syair musik Battik-battik maka ada sebuah pesan besar yang ingin
disampaikan kepada dunia, bahwa pada hakikatnya hidup itu harus berjuang,
bekerja keras demi keluarga. Sebagaimana penggalan syair Battik-battik
ini dalam bahasa Selayar :
la lampa’ang kamasena  
 mereka
mengarungi kehidupan
mange ri kampong kunyi 
dengan berlayar ke kampung kunyi
a’boja juku’      
 tujuan
mencari ikan
la sampungi tallasa’na   
 untuk
kelangsungan hidup mereka
       Belajar
dari kesenian Battik-battik di Kepulauan Selayar maka dapat dipahami
bahwa secara umum mendengar nyanyian atau musik adalah baik dan boleh-boleh
saja selama implementasi kegiatan tersebut tidak membawa kepada keburukan, akan
tetapi menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik, saling menghargai,
saling menyayangi dan menjaga silaturrahim seperti yang terjadi di masyarakat
Kepulauan Selayar. Mereka satu sama lain saling menguatkan dan saling menjaga
kerukunan masyarakatnya. Demikianlah salah satu hal unik dari Kepulauan
Selayar. Wallahul A’lam.

Artikel Terkait