Wawasan,
Kairo- Kru Wawasan mendapat kesempatan untuk bertemu dan
berbincang langsung dengan Kanda Ihsan Zainuddin Lc., Diplm., yang kini
merupakan Direktur Urusan Luar Negeri Kantor Berita SPNA Gaza, Palestina. Pertemuan
ini berlangsung pada hari selasa, 2 Oktober 2018, di Graha Jatim, Distrik 9, Kota
Nasr, Kairo.
Kairo- Kru Wawasan mendapat kesempatan untuk bertemu dan
berbincang langsung dengan Kanda Ihsan Zainuddin Lc., Diplm., yang kini
merupakan Direktur Urusan Luar Negeri Kantor Berita SPNA Gaza, Palestina. Pertemuan
ini berlangsung pada hari selasa, 2 Oktober 2018, di Graha Jatim, Distrik 9, Kota
Nasr, Kairo.
Pertemuan
yang dimulai pada pukul 16:30 WLK ini berlangsung dengan suasana kekeluargaan
yang santai dan hangat. Kanda Ihsan membuka pembahasannya mengenai awal mula kemunculan
media independen di Masisir, yaitu Terobosan. Yang mana Terobosan pada masanya
menjadi jawaban terhadap kritikan yang ditujukan kepada Masisir, bahwa dalam
dunia tulis-menulis mahasiswa al-Azhar terhitung lemah.
yang dimulai pada pukul 16:30 WLK ini berlangsung dengan suasana kekeluargaan
yang santai dan hangat. Kanda Ihsan membuka pembahasannya mengenai awal mula kemunculan
media independen di Masisir, yaitu Terobosan. Yang mana Terobosan pada masanya
menjadi jawaban terhadap kritikan yang ditujukan kepada Masisir, bahwa dalam
dunia tulis-menulis mahasiswa al-Azhar terhitung lemah.
“Media
pertama di Masisir itu adalah Terobosan. Pendirinya adalah senior kita, kanda
Syarifuddin Abdullah, yang sekarang bekerja di Badan Intelijen Negara.” Kata kanda
Ihsan.
pertama di Masisir itu adalah Terobosan. Pendirinya adalah senior kita, kanda
Syarifuddin Abdullah, yang sekarang bekerja di Badan Intelijen Negara.” Kata kanda
Ihsan.
Menurut
beliau, faktor hidup dan matinya sebuah media bergantung kepada jenis dari
media tersebut. Apabila ia berupa media profesional maka ia senantiasa
bergantung pada iklan yang masuk. Dan apabila ia berupa media komunitas, ia
bergantung kepada semangat komunitas tersebut, “Media itu terbagi dua, ada
media profesional atau konvensional dan ada media komunitas. Media profesional
itu hidup karena ada bisnis di dalamnya. Sedangkan media komunitas itu hidup
karena adanya semangat semua anggota media itu. Maka, kalian semua harus
semangat dan menyemangati agar media Wawasan ini bertahan.” Kata beliau juga
dengan semangat.
beliau, faktor hidup dan matinya sebuah media bergantung kepada jenis dari
media tersebut. Apabila ia berupa media profesional maka ia senantiasa
bergantung pada iklan yang masuk. Dan apabila ia berupa media komunitas, ia
bergantung kepada semangat komunitas tersebut, “Media itu terbagi dua, ada
media profesional atau konvensional dan ada media komunitas. Media profesional
itu hidup karena ada bisnis di dalamnya. Sedangkan media komunitas itu hidup
karena adanya semangat semua anggota media itu. Maka, kalian semua harus
semangat dan menyemangati agar media Wawasan ini bertahan.” Kata beliau juga
dengan semangat.
Sesi
tanya jawab dibuka, satu pertanyaan yang cukup unik dilontarkan kepada kanda
Ihsan dari seorang kru, terkait keyakinan atas sebuah tulisan. “Intinya kita
niatkan dulu kita menulis untuk apa.” Jawab Kanda Ihsan. Fikri Haikal Arif,
Pimpinan Redaksi Kru Wawasan, menganggap dengan adanya pertemuan ini akan
menambah semangat dedikasi dan produktifitas kru wawasan sendiri.
tanya jawab dibuka, satu pertanyaan yang cukup unik dilontarkan kepada kanda
Ihsan dari seorang kru, terkait keyakinan atas sebuah tulisan. “Intinya kita
niatkan dulu kita menulis untuk apa.” Jawab Kanda Ihsan. Fikri Haikal Arif,
Pimpinan Redaksi Kru Wawasan, menganggap dengan adanya pertemuan ini akan
menambah semangat dedikasi dan produktifitas kru wawasan sendiri.
“Niatkan bahwa apa yang kita tulis itu untuk
menginspirasi dan membawa kebaikan bagi orang lain. Sehingga, bisa saja
sebagian orang terinspirasi setelah membaca tulisan kita. Itu menjadi pahala
buat kita. Sudah banyak berita yang kita baca mengenai orang yang bertobat atau
masuk Islam setelah membaca sebuah tulisan.” Nasehat kanda Ihsan. (Ibrahim)
menginspirasi dan membawa kebaikan bagi orang lain. Sehingga, bisa saja
sebagian orang terinspirasi setelah membaca tulisan kita. Itu menjadi pahala
buat kita. Sudah banyak berita yang kita baca mengenai orang yang bertobat atau
masuk Islam setelah membaca sebuah tulisan.” Nasehat kanda Ihsan. (Ibrahim)