Ketiga Calon Punggawa KKS (Gambar: dok, wawasan) |
Wawasan, Kairo- Perhelatan Debat Kandidat Calon Punggawa KKS
2022-2023 tahun ini menghadirkan berbagai macam dinamika
pertanyaan yang muncul dari peserta forum. Salah satunya terkait dengan
problematika anggoti (istilah untuk warga perempuan kks) oleh Riska Fadhila selaku Ketua
Keputrian,
ketiga
calon punggawa diminta untuk menghadirkan problem tentang dinamika keputrian
Kerukunan Keluarga Sulawesi(KKS) dan memberi solusi terkait.
Dalam acara
yang diadakan pada Jumat (12/8) itu, ketiga calon tersebut memberikan pokok masalah,
sudut pandang, serta solusi yang akan jadi tumpuan masa kepemimpinan mereka
nantinya.
“Menurut
hasil observasi kami bahwa masalah di keputrian itu adalah tugas bersama yaitu
masalah kaderisasi,” ucap Fiqrul Khalis Ukkas, Lc selaku calon punggawa (capung) nomor urut satu.
Dalam sesi ini, Fiqrul yang tahun lalu
menjabat sebagai Ketua Satu
mengungkapkan kalau masalah dasar anggoti adalah kebingungan dalam membuat
program. Oleh karenanya Fiqrul mengusung beberapa program sekaligus sebagai
solusi dari kebingungan tersebut salah satunya kajian fiqih wanita.
Solusi lain
yang disampaikan ialah membuatkan program khusus yang mampu mengembangkan
kaderisasi anggoti kedepannya. Yaitu sistem mabiit (nginap satu hari di
baruga). ini ditujukan mampu membangun persaudaraan serta kaderisasi antar
sesama anggoti. Diakhir statement, Fiqrul mengatakan kalau baruga pada
dasarnya juga milik anggoti.
Berbeda dengan paparan capung sebelumnya,
Muhammad Luthfan Ilham selaku capung nomor urut dua mengemukakan opini yang
berbeda. Masalah utama anggoti adalah kurang merangkul dan rata-rata menutup diri dikarenakan beberapa faktor seperi
mental, ekonomi, dan sebagainya. Oleh karena itu, Luthfan mengusung sebuah program bertajuk Ruas Rasa.
“Kita mau
kelilingi rumahnya anggota dan anggoti secara menyeluruh. Jadi kita bukan
tentang blusukan tapi dari hati ke hati,” Ungkap Luthfan yang merupakan mantan
Ketua Menko Tiga Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir.
Luthfan pun menjelaskan bahwa Ruas
Rasa
ini hadir selain sebagai wadah bercerita juga sebagai ajang merangkul antar sesama
warga KKS secara umum. Ia juga memproyeksikan anggoti untuk
ikut terjun langsung dalam berbagai kegiatan KKS dengan mendatangkan program
bertajuk Euforia of KKS. yang tidak hanya melibatkan Badan Otonom (BO)
dan Dewan Pengurus, tapi juga anggoti secara khusus.
Adapun Icuk
Sugiarto sebagai capung nomor 3 memiliki pandangan tersendiri. Icuk mengangkat
satu kasus seorang anggoti yang sudah berkeluarga dan ingin mengikuti talaqqi
di masjid Al-Azhar tapi terhambat karena tempatnya yang cukup jauh. Dalam hal
ini, Icuk ingin merangkul anggoti dalam bingkai kegiatan Ganjil
dan Genap. kegiatan indoor dan outdoor.
Dalam
kegiatan ini, Icuk membuat kajian
bersama dengan masyayikh yang nantinya menjadi wadah bagi
anggoti yang terkendala tempat yang jauh. Icuk yang merupakan juara satu Akademi Masisir Beraksi (ADM),
menjelaskan bahwa salah satu program yang disebutkan tadi dapat mempermudah
akses belajar anggoti, sebagai faktor pendorong keakraban dengan masyayikh.
Juga memperkuat sosialisasi antara sesama anggoti ditinjau dari pengelolaan
kegiatan yang terstruktur.
Reporter:
Jundi
Editor:
Fakhrur Riza