Departemen Pengembangan IntelektualTentang KKS

Kertas Kosong yang Bermanfaat

 

Ilustrasi kertas Kosong (Gambar: rumahinspirasi.com)


    Di zaman
sekarang ini,  para cendekiawan tersebar
di mana-mana. Tetapi tentunya, tidak mudah untuk mencapai titik tersebut.
Seorang dosen, profesor, doktor, dan yang lainnya pasti telah menyelesaikan
tugas mereka masing-masing hingga mencapai derajat itu. Mereka harus mempunyai
beberapa karya ilmiah yang disusun dari hasil jerih payahnya sendiri.

    Tentu membuat karya ilmiah seperti itu
tidak mudah untuk semua orang, sebab ada langkah-langkah khusus dalam
pelaksanaannya. Walaupun pada dasarnya, semua orang bisa menulis, tapi tidak
menutup kemungkinan ada yang tidak bisa menulis juga.

    Orang yang tidak bisa menulis ini bisa kita
kategorikan pada dua golongan, yaitu orang yang tidak punya masalah, dan orang
yang punya masalah tapi tidak bisa merumuskannya. Dalam hal ini, kita harus
mempunyai latar belakang masalah atau apa pun yang berkecamuk di dalam pikiran
kita yang dapat membantu kita dalam menulis, agar kertas kosong yang selama ini
berceceran di sekitar kita bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

    Karena bentuk tulisan yang bersifat ilmiah,
maka diharuskan bagi seseorang yang ingin menulis untuk melakukan penelitian
terlebih dahulu, sehingga apa yang ditulisnya dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu, mari kita telusuri lebih dulu perihal bentuk-bentuk penelitian ini.

    Di dalam penulisan karya ilmiah, ada dua
bentuk penelitian:

    Pertama, Penelitian Kepustakaan, yaitu
dengan mencari referensi sebanyak mungkin dalam bentuk tulisan.

    Kedua, Penelitian Lapangan, yaitu dengan
melakukan observasi awal terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat, lalu
mengkaji apa yang sudah ada dalam tema (kajian terdahulu). Cara ini merupakan
metodologi observasi ala Al-Biruni.

    Di sisi lain, telah menjadi
syarat bagi seorang yang ingin menjadi doktor ataupun profesor untuk menulis
suatu karya ilmiah berupa jurnal.  Ada
pun jurnal ilmiah yang dimaksud, seperti yang dilansir dari laman
Wikipedia.org, merupakan tulisan khusus yang memuat artikel suatu bidang ilmu
tertentu, dan dikeluarkan oleh seorang yang berkompeten di bidangnya, dan
diterbitkan oleh suatu instansi (lembaga).

    Berikut saya sajikan beberapa
kerangka tulisan jurnal:

1.  Judul (tema problematik,
fokus, kontekstual, dan mendalam) yang akan menjadi kiblat
kita dalam menulis.

2.   Abstrak (tujuan dan
metode) yang memberi gambaran umum terhadap apa yang ingin kita sampaikan.
Abstrak ini hanya terdiri dari 400 karakter, dan paling banyak satu halaman.

3.   Latar belakang (kenapa
diteliti, penelitian relevan)

4.   Teori (literatur) yang
akan menjadi fondasi suatu tulisan

5.   Metode
(Kualitatif-Informan)

6.   Temuan (kebaruan based
on riset
, bukan opini)

7.    Diskusi hasil analisis
dan penguatan

8.    Conclusion (Kesimpulan), sehingga dari penemuan
tersebut bisa dikontribusi dan dinikmati banyak orang.

    Kekuatan sebuah tulisan,
tergantung pada metode penelitian yang diterapkan, baik itu kualitatif,
kuantitatif, ataupun keduanya. Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis
untuk menjawab masalah yang sedang diteliti. Sistematis berkaitan dengan metode
ilmiah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan
ketuntasan.

    Ada pun metode penelitian terbagi
menjadi 2 macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Fokus
kita kali ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses mengemukakan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Jenis penelitian yang pengambilan
data dilakukan secara statistik, sehingga dapat dilakukan perhitungan dan
interpretasi dalam bentuk grafik, diagram, tabel, dan pengujian hipotesis.

    Tentunya penelitian kuantitatif
ini memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian kualitatif, yaitu
menitikberatkan variabel sebagai objek penelitian, dan variabel tersebut harus
didefinisikan dengan jelas. Selain itu juga memerlukan hipotesis, yang mana
pengujian hipotesis tersebut akan memengaruhi tahapan-tahapan penelitian.

    Suatu hal yang terpenting dari
penelitian kuantitatif itu sendiri adalah tahapan-tahapan yang harus dilewati
dalam penelitiannya. Untuk itu, mari kita coba pelajari tahapan-tahapan
penelitian kuantitatif berikut:

Ø  Merumuskan masalah (deskriptif, asosiatif, atau
komparatif)

Ø  Mengkaji teori keilmuan

Ø  Mengajukan hipotesis

Ø  Verifikasi data empiris atau data lapangan yang
diperlukan untuk menguji hipotesis

      Ø  Penarikan kesimpulan    

    Sedangkan macam-macam penelitian
kuantitatif, saya uraikan sebagai berikut:

·       Metode
Deskriptif, yaitu metode yang digunakan dalam meneliti suatu kelompok manusia,
kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang untuk
membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan-hubungan secara fenomena yang diselidiki.

·        Metode
Komparatif, yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan untuk membandingkan antara
beberapa kelompok terhadap suatu variabel tertentu.

·        Metode
Korelasional, yaitu penelitian yang melibatkan kegiatan mengumpulkan data untuk
menentukan adakah hubungan dan derajat hubungan antar beberapa variabel.
Hubungan beberapa variabel dinyatakan ke dalam besar koefisien korelasi dan
signifikansi secara statistik.

·        Metode
Survei, yaitu metode yang digunakan untuk meneliti fenomena pada perilaku
individu atau pada suatu kelompok. Menjelaskan pendapat, pemikiran, dan
perasaan individu.

·        
Metode
Ex Post Facto, digunakan untuk meneliti kejadian yang telah berlalu,
kemudian dirunut untuk mengetahui penyebab kejadian tersebut. Bertujuan untuk
menemukan penyebab perubahan perilaku, fenomena, maupun gejala. Contohnya,
“Pengaruh Motivasi dan Gaya Belajar Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar pada
Mata Kuliah X”.

·        
Metode
True Experimental, yaitu metode di mana peneliti dapat mengendalikan
semua variabel yang bisa mempengaruhi proses penelitian. Pemilihan sampel pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara acak. Contohnya,
“Pengaruh Penerapan Teknik Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Menulis
Wacana Narasi Bahasa Arab”.

·        Metode
Quasi Experiment, yaitu penelitian yang memberikan perlakuan dan
mengukur akibat perlakuan, tapi tidak menggunakan sampel acak untuk
menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan tersebut. Metode ini bertujuan
untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat dengan melibatkan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.

Di balik semua itu, perlu rasanya kita
menyelami juga tahapan-tahapan penulisan yang akan saya sajikan berikut:

a.     
Pra-writing 40% (mengumpulkan
sebanyak mungkin bahan atau riset)

b.     
Pasca-writing 20%
(menulis/mengetik riset atau bahan pustaka yang dirangkum)

c.      
Post writing 40% (proses editing yang pada
akhirnya menjadi wabah sebuah tulisan)

Oleh: Raudhatul Jannah Andar, dan
Sitti Afifah Ulfah Taufiqah Arsal (Departemen Pengembangan Intelektual KKS
Mesir)

Artikel Terkait